Rabu, 27 Agustus 2008

MELONGOK PERCETAKAN ALQUR'AN DI MADINAH


Saat berada di Madinah, maka percetakan Alquran merupakan salah satu tempat yang dituju jamaah Indonesia. Percetakan mushaf Alquran ini merupakan yang terbesar di dunia dengan kapasitas cetak 30 juta eksemplar per tahun.
Percetakan khusus Al-Quran tersebut bernama Majma’ Malik Fahd Li Thibaah Mushaf Syarif (King Fahd Complex for Printing the Holy Qur’an) yang berada di bawah koordinasi Kementerian Urusan Agama, Wakaf, Dakwah dan Penyuluhan Kerajaan Arab Saudi. Percetakan ini hanya mencetak Alquran saja dan beroperasi sejak 1984.
Dari percetakan inilah suvenir berupa satu mushaf Alquran berasal. Suvenir itu biasa diterima jamaah saat hendak pulang ke Tanah Air. Biasanya diberikan di tangga menjelang naik pesawat.
Majma’Malik Fahd Li Thibaah Mushaf Syarif terletak di dalam komplek seluas 250 ribu meter persegi itu dilengkapi juga dengan sejumlah fasilitas lainnya seperti bangunan kantor utama, rumah sakit, gudang, kantin, rumah tinggal karyawan, toko maupun masjid.
Jamaah perempuan tak bisa masuk ke areal percetakan ini. Namun, jamaah pria bisa masuk. Saat jamaah pria memasuki banguna yang mirip gudang, jamaah perempuan biasanya digiring ke toko kecil di depan percetakan. Di situ tersedia berbagai cetakan mushaf Alquran dengan terjemah. Tak hanya dalam bentuk buku, tersedia juga Alquran dalam bentuk CD dan MP3.
Pegawai yang bekerja di komplek ini mencapai 2.000 orang, sebagian besar warga Arab Saudi dan ada juga warga asing. Dari jumlah tadi, 900 orang di antaranya merupakan pengawas dalam pencetakan mushaf Alquran. Mereka terdiri dari para ulama Islam dan penghafal Alquran. Meski demikian, di areal percetakan tak tampak pekerja dalam jumlah besar. Model gedung percetakan itu sendiri bentuknya seperti gudang yang di dalamnya terdapat mesin cetak berukuran besar dalam jumlah banyak, serta mesin potong kertas.
Apabila kita masuk ke lantai dasar, di sana akan terlihat lembaran bakal Alquran yang sudah dicetak tapi belum dipotong dengan ketinggian mencapai tiga hingga empat meter. Setiap pegawai menyadari betul akan ketelitian tugasnya dalam pencetakan mushaf Alquran, sehingga jika ditemukan ada tulisan yang salah sedikit saja, maka cetakan itu akan langsung dipisahkan. Proses pencetakan Alquran sejak penyiapan naskahnya ditulis tangan oleh para ulama ahli.
Dalam perkembangannya kemudian, percetakan ini juga melakukan diversifikasi produksi dimana tidak hanya mushaf Alquran saja, melainkan pula kaset, serta kepingan CD. Percetakan juga mencetak Alquran terjemahan dalam 47 bahasa, termasuk bahasa Indonesia .
Selain CD, ada juga model CD untuk ditransfer ke dalam MP3. Sedikitnya ada 20 edisi mushaf Alqran dengan ukuran berbeda, jenis kaligrafi dan riwayahs atau cara baca.
Kapasitas produksi percetakan setiap tahun semakin meningkat. Tahun 2006 ini saja meningkat hingga mencapai 30 juta eksemplar per tahun terutama setelah pihak kerajaan mendatangkan sejumlah alat cetak baru. Percetakan ini dibuka untuk umum mulai pukul 08.00 WAS hingga pukul 12.00 WAS kecuali pada hari Kamis dan Jumat yang merupakan hari libur.
Di toko kecil, dijual pula Alquran edisi luks dengan harga 200 riyal per eksemplar. Apabila membeli Alquran di showroom ini baik sebagai hadiah atau dibawa pulang serta untuk diwakafkan di Masjid Nabawi dan Masjidil Haram, maka harganya akan lebih murah dibanding di toko biasa di sekitar masjid dengan selisih harga sekitar 3 hingga 10 riyal per jenisnya.
Alquran yang biasa di jual di sekitar Masjid Nabawi dan Masjidil Haram dapat dibeli dengan harga sekitar 26 rial, sedangkan mushaf Alquran kecil harganya berkisar mulai 12 riyal.
Seluruh kegiatan produksi cetak di tempat ini dibiayai dari anggaran kerajaan sehingga tidak bersifat profit oriented belaka. Mushaf Alquran yang dihasilkan, hampir sebagian besar didistribusikan ke negara-negara lain tanpa dipungut biaya. (mch/republika)

Tidak ada komentar: