Sabtu, 25 Juli 2009

GAMBARAN UMUM PONDOKAN JAMAAH DAN TRANSPORTASI









Bagi jamaah haji Indonesia, ibadah tahun 2008 ini ditandai dengan jauhnya lokasi pondokan di kota Mekkah dari Masjidil Haram. Menurut data yang saya dapat di lapangan, jika tahun 2007 lalu penyelenggara haji Indonesia hanya menyediakan layanan angkutan bis bagi 30% jamaah kita yang tinggal diluar ring-1, maka tahun ini angka itu menjadi terbalik, hanya 30% jamaah yang berada dalam ring-1 yang tidak harus dilayani bis. Artinya ada 70% jamaah tinggal diluar lingkar terdekat dengan Masjidil Haram yang harus dilayani bis.
Jamaah haji Indonesia tahun ini dan tahun lalu sama, sekitar 210 ribu orang. Untuk melayani angkutan jamaah dari pondokan ke Masjidil Haram, tahun lalu Depag RI menyewa 90 bis. Tahun ini? Konon mencapai 600 unit bis. Hebatnya, layanan bis ini dijalankan operasionalnya oleh tim dari Indonesia sendiri. Tim dengan pengalaman operasional sangat minim ini harus mengkoordinir 600 bis yang sebagian besar dibawa oleh supir berkebangsaan Arab dan harus melayani area yang sangat luas dengan lokasi pondokan saling berjauhan. Jumlah jamaah yang harus dilayani sekitar 147 ribu jamaah yang tinggal di luar Ring-1.

Bis untuk Jamaah
Pada saat mengetahui informasi tersebut, saya sudah langsung bersiap untuk realistis menghadapi keadaan yang akan timbul di Mekkah. Tidak bisa terlalu mengandalkan angkutan bis, harus siap jalan kaki atau naik taksi umum. Harus rela mengatur jadwal ibadah ke Kabah di waktu-waktu yang kurang nyaman demi menghindari rush hour. Dan tentu saja harus siap untuk sabar menghadapi segala situasi.
Walau kenyataan di lapangan memang banyak sekali ketidaknyamanan, alhamdulillah saya mampu menjaga agar tetap dapat berada di Masjidil Haram sesuai harapan walau terkadang harus menguras tenaga ekstra agar bisa sampai tepat waktu.
Transportasi

Bis untuk Jamaah Indonesia

Bis untuk Jamaah Indonesia
Cerita-cerita tentang begitu padatnya antrian dan rebutan masuk bis yang dialami jamaah Indonesia adalah benar adanya. Sedih sekali menyaksikan hal itu terjadi, terutama melihat ibu-ibu dan jamaah uzur yang terpaksa harus berlarian dan berdesakan masuk bis. Namun semua itu sebenarnya bisa dengan mudah dihindari jikalau ada sosialisasi pada jamaah untuk mau mengatur jadwal mereka menghindari rush hour. Contoh kecil adalah saat selesai shalat Isya. Jika kita masuk terminal persis setelah sholat, dipastikan jamaah akan berhadapan dengan lautan jamaah yang berebutan masuk bis yang langka karena kepadatan jalan masuk ke terminal. Namun bila jamaah mau sabar sedikit saja, katakanlah zikir lebih lama plus baca Al-Quran setelah Isya, atau keliling belanja dulu di toko-toko dekat terminal, kemudian masuk terminal sekitar pukul 21.30 keatas, saya pastikan kepadatan sudah jauh berkurang dan bis yang masuk lebih banyak jumlahnya.
Satu hal yang menurut saya membuat gambaran layanan bis ini menjadi sangat buruk adalah karakter jamaah Indonesia sendiri yang sangat buruk. Tidak mau mengalah, tidak tertib, egois, adalah beberapa dari karakter bangsa kita yang sungguh membuat hati miris dan membuat malu dilihat oleh bangsa lain. Jumlah jamaah Turki hampir sama dengan kita, namun ketertiban dan taat azas yang ada di mereka sungguh membuat bangsa kita menjadi tampak begitu “terkebelakang”. Wajar jika hingga kini bangsa kita terus terpuruk dan sulit bersaing dengan bangsa lain.
Pondokan

Pondokan Jamaah Indonesia
Sebagian besar jamaah kita, termasuk kloter kami, ditempatkan di wilayah yang belum pernah ditempati jamaah hajoi sebelumnya. Lokasi kami ada di daerah bernama Hijrah, suatu areal di utara Masjidil Haram yang jika ditarik garis lurus hanya berjarak sekitar 4-6 km. Namun bila harus menggunakan bis atau berjalan kami, maka jarak tempuh nyata bisa mencapai sekitar 7-8 km. Jika dibandingkan cerita teman-teman yang berhaji 3-4 tahun lalu, jarak ini sungguh jauh. Saat mereka dulu, pondokan semua berada dalam jarak sangat dekat dan bisa ditempuh nyaman dengan berjalan kaki.
Jika melihat peta lokasi pondokan, maka memang secara keseluruhan pondokan Indonesia yang berada diluar ring-1 sungguh jauh. Jalan kaki sangat berat dilakukan, dalam kasus kami diperlukan sekitar 50 menit berjalan kaki dari Masjidil Haram ke pondokan 507 di wilayah Hijrah tempat kami tinggal. Bagi jamaah muda yang masih kuat dan bersemangat tinggi, hal itu masih bisa dilakukan, namun bagi yang lain?
Uniknya lagi, bis tidak bisa hanya menunggu di terminal, namun terpaksa harus menjemput jemaah di pondokan masing-masing karena jauhnya jarak antar satu pondokan ke pondokan lain. Jadi seperti di wilayah Hijrah tempat kami, terminal bis rute B6 ditempatkan persis didepan pondokan kami. Jika hendak berangkat ke Masjidil Haram, maka bis akan berangkat dari terminal dengan sejumlah jamaah yang naik dari teminal, kemudian bis akan berkeliling ke sekitar 5-7 pondokan lain untuk “memungut” penumpang lain. Yang sering terjadi, jamaah dari pondokan yang terjauh terpaksa tidak mendapat tempat karena bis sudah penuh dengan penumpang dari pondokan sebelumnya, padahal bis sudah selalu dipaksakan untuk dipadatkan hingga penuh penumpang yang berdiri.
Madinah, Arafah dan Mina
Untuk pemondokan dan transportasi di Madinah, hampir tidak ada masalah sama sekali, smooth as silk… Semua pondokan dalam jarak tempuh yang cukup dekat dan bisa berjalan kaki. Keadaan di Madinah juga cukup terkontrol karena tidak terjadi penumpukan seluruh jamaah haji dalam kurun waktu tertentu, walau keadaan di Mesjid Nabawi tetap saja sangat padat. Kalaupun ada yang masih bisa diperbaiki adalah kualitas katering bagi jamaah selama di Madinah yang banyak dikeluhkan. Kemudian juga waktu yang terlalu mepet untuk melakukan sholat wajib 40 waktu (sholat arbain). Jika terjadi masalah sedikit saja, maka jadwal sholat bisa berkurang dan tidak mencapai 40 waktu seperti yang dialami telan dari kloter lain.
Kemudian di Arafah dan Mina juga bagi saya sangat lancar, mulai dari pengorganisasian transportasi model taradudi (English: shutle system), pondokan/perkemahan serta konsumsi yang memakai sistem prasmanan dan berlebih-lebihan dari sisi kuantitas. Walau beberapa jamaah masih ngomel soal antrian di toilet dan makan prasmanan, namun bagi saya semuanya masih dalam batas toleransi dan baik. Bahkan nilai plus berikutnya bagi saya adalah kualitas menu baik di Arafah dan Mina yang jauh lebih baik dibanding di Madinah.
Kesimpulan
Secara umum, transportasi di Mekkah adalah titik terlemah dalam penyelenggaraan haji Indonesia tahun ini. Namun kalau mau dicari akar masalahnya, seharusnya Indonesia tidak harus (dan tidak perlu sama sekali) menjalankan armada 600 bis di negeri orang untuk melayani ratusan ribu jamaah. Lebih baik berjibaku (bayar lebih mahal) mencari pondokan yang dalam walking distance (bisa berjalan kaki) dan meninggalkan sama sekali chaos mengurus armada bis di wilayah yang sama sekali berbeda dengan mengurus bis di Pulogadung.
Sementara untuk hal-hal lain mulai dari keberangkatan di embarkasi, penyambutan di Jeddah, antisipasi keterlambatan pesawat saat di Jeddah, penginapan transito di Jeddah, hingga pulang ke embarkasi bagi saya sudah sangat baik, saya merasa beruntung ikut haji tahun ini yang dikelola dengan pengalaman matang penyelenggaraan haji Indonesia yang telah tertempa bertahun-tahun.



HAJI TAHUN 2009,40 PERSEN PONDOKAN DEKAT MASJIDIL HARAM

Sumber: Republika, Rabu, 31 Desember 2008 pukul 10:02:00
JAKARTA– Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni mengakui masalah pondokan di Makkah menjadi penyebab kurang nyamannya jemaah dalam menunaikan ibadah haji tahun 2008. Untuk itu pihaknya menargetkan 40 persen jemaah haji Indonesia pada 2009 mendapatkan pemondokan di wilayah Ring I atau maksimal 1.500 meter dari Masjidil Haram.
“Depag mengakui terdapat hal yang tak sesuai perencanaan pada Penyelenggaraan Haji 2008, yaitu masalah pemondokan akibat pembongkaran bangunan di sekitar Masjidil Haram,” kata Menag dalam Refleksi Akhir Tahun Kinerja Departemen Agama 2008 di Jakarta, Selasa (30/12).
Dalam acara tersebut hadir Sekjen Depag Bahrul Hayat dan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Slamet Riyanto, Dirjen Bimas Islam Nasaruddin Umar, Dirjen Pendidikan Islam Mohammad Ali, Dirjen Bimas Kristen Jason Lase
Menag mengatakan, untuk mengantisipasi persoalan serupa, pada penyelenggaraan haji mendatang, Departemen Agama akan berupaya lebih dini untuk menyiapkan penyewaan pemondokan haji tahun 2009 pada ring satu sebanyak 40 persen.
“Pada penyelenggaraan haji tahun 2009, Depag akan menyewa pondokan lebih dini pada ring satu, sebanyak 40 persen. Sedangkan sisanya 60 persen akan ditempatkan di dua atau tiga lokasi secara terpusat yang akses ke Masjidil Haram relatif mudah,” papar Menag
Menag mengharapkan, pada akhir Januaru 2009 penyewaan pemondokan di Makkah telah diperoleh gambaran sebelum pembahasan BPIH antara Pemerintah dan DPR RI .
“Sedangkan untuk pemondokan di Madinah, Departemen Agama telah menyepakati dengan pihak Majmuah untuk menempatkan jamaah haji Indonesia secara keseluruhan 100 persen berada di wilayah Markaziah atau di sekitar Masjid Nabawi.”
Untuk jangka panjang, lanjut dia, Depag telah menandatangani perjanjian kerjasama penyediaan pemondokan jemaah haji Indonesia dengan Syarikah Al Khujrah At Thayyibah pada 24 Desember 2008 di Jakarta.
“Kita optimis persoalan pemondokan haji bisa lebih diatasi, karena melalui perjanjian ini secara bertahap pihak Al Khujrah akan membangun pemondokan dengan kapasitas 100 ribu jemaah,” katanya.
Pada penyelenggaraan haji 2008, ujarnya, pemerintah berupaya menyediakan “suttle bus” ke Masjidil Haram bagi jemaah yang memperoleh pemondokan jauh, namun implementasinya kegiatan itu banyak mengalami kendala, khususnya pada puncak penyelenggaraan haji.
“Menag telah menugaskan Itjen Depag memeriksa masalah pemondokan di Mekah itu,” katanya.
Sementara itu, mengenai keterlambatan pemulangan jemaah haji yang terus berulang setiap tahun akibat keterbatasan “gate” bagi jemaah haji Indonesia, Menag Maftuh Basyuni mengatakan, pihaknya sudah pernah mengusulkan kepada pemerintah Arab Saudi untuk menambah bandara bagi keperluan pemulangan jemaah haji.
“Misalnya di Thaif yang dari sisi ibadah haji lebih enak, tidak perlu Miqot,” kata Menag.

Sabtu, 23 Mei 2009


SALAH SATU SUDUT KA'BAH

Salah satu sudut Ka'bah (katanya tempat Sayyidina Ali lahir). Selalu banyak orang yang ingin menyentuh Ka'bah, entah untuk berdoa, meratap dan merenung, banyak pula yang menangis dan meraung-raung. Tentu saja semua boleh, tapi jangan harap terlalu berlebihan. Selalu saja ada penjaga (asykar) yang melerai dan menghardik (bahkan memukul dengan pentungan) agar jamaah tidak terlalu berlebihan. Saya duga ini karena pandangan Wahabi yang melatarbelakangi kerajaan Saudi, karena mereka tidak setuju dengan cara-cara yang cenderung menuju pengkultusan tempat atau benda seperti ini.

BPIH 2009 Diumumkan Sebelum Pilpres

Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni mengatakan biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) tahun 2009 segera diumumkan paling lambat sebelum pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 8 Juli 2009."Secepatnya akan kita umumkan sebelum pilpres dan mudah-mudahan presiden tidak terganggu untuk segera menandatangani," ujarnya usai menghadiri Milad ke-81 dan Rakernas ke-2 Persatuan Tarbiyah Islamiyah di Jakarta, Sabtu (23/5)Menag mengatakan, satu-satunya kendala untuk segera mengumumkan BPIH karena maskapai Saudi Arabian Airlines belum memberikan kepastian besaran biaya transportasi jemaah haji ke tanah suci.Kemungkinan besar BPIH tahun ini mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya karena adanya perluasan halaman Masjidil Haram yang mengakibatkan ribuan gedung terpaksa dibongkar.Adanya gedung tersebut mengakibatkan naiknya biaya pemondokan ketika jemaah berada di Mekkah, katanya."Kita tidak ingin menaikkan, tapi kalau dari sana sudah naik mau diapakan," ujarnya.Terkait dengan pernyataan Indonesia Corruption Watch (ICW) yang menyatakan BPIH tahun ini bisa diturunkan sekitar 15 persen dari tahun 2008, Menag mengatakan pemerintah tidak mengambil untung sedikit pun dari rakyatnya."Pemerintah ini nirlaba, satu sen pun diambil itu haram. Kalau ICW bisa mendapatkan rumah lebih murah dari yang saya dapatkan, sisanya silakan ambil," ujar Maftuh.

Mesir Karantina Jemaah Haji Karena Flu Babi

Menteri Kesehatan Mesir memperingatkam warganya yang akan menunaikan haji akan dikarantina sekembalinya drai Arab Saudi untuk menhhindari penyebaran Flu Babi di negaranya.Dalam sebuah wawancara dengan harian independen Mesir, Al-Masry al-Youm, Menteri Kesehatan Mesir Dr. Hatem al-Gabali mengatakan bahwa dalam beberapa tahun sebelumnya pernah terjadi ribuan jemaah haji Mesir sakit setelah pulang dari haji.Meskipun di Arab Saudi dan Mesir tidak memiliki kasus flu babi, namun sebagian dari sekitar 3 juta umat Islam dari seluruh dunia yang hadir dalam melaksanakan haji tersebut akan akan yang terinfeksi.Menurut Al-Gabali, karantina adalah pilihan konsep yang belum menjadi keputusan resmi. Sebab, haji merupakan ibadah sekali seumur hidup. Demikian seperti diberitakan AP edisi Rabo, 20 Mei lalu.

Kamis, 09 April 2009

HANYA 307 KBIH YANG AKAN DIBERI IZIN

Jakarta (MCH). Kantor Wilayah (Kanwil) Departemen Agama Jawa Barat hanya akan memberikan perpanjangan ijin operasional kepada 307 KBIH dari jumlah sebelumnya sebanyak 338 KBIH. Menurut Kanwil Depag Jabar, jumlah itu merupakan KBIH yang sudah dinyatakan lolos registrasi dan akreditasi."Dari 307 KBIH tersebut, selanjutnya akan direkomendasikan ke Depag RI untuk mendapatkan perpanjangan izin operasional. Untuk 21 KBIH lainnya, tidak mendapatkan perpanjangan izin karena diketahui tidak aktif lagi," kata Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji, Zakat, dan Wakaf Kanwil Depag Jabar, H. Iding Samarkondi.Menurutnya, proses untuk meloloskan KBIH berdasarkan hasil pemeriksaan dan penilaian. Proses dimulai dari registrasi (daftar ulang) KBIH dengan menyertakan kinerjanya selama empat tahun terakhir. Selanjutnya, diadakan proses akreditasi atau penilaian seperti lembaga pendidikan."Nanti setiap KBIH mendapatkan akreditasi A, B, C atau D, sesuai dengan penilaian yang dilakukan oleh tim akreditasi KBIH dari Kandepag kabupaten/kota. Sementara kami dari Kanwil tergabung dalam tim monitoring akreditasi KBIH. Yang dilihat tentunya selain lokasi, fasilitas berikut kinerja yang telah dilakukan selama ini," paparnya.Menurutnya, sebanyak 338 KBIH yang ada di Jabar telah habis izin operasionalnya sejak akhir tahun lalu. Bahkan, ada beberapa KBIH yang sudah habis masa izin operasionalnya sejak tiga tahun terakhir. "Dengan kondisi itu, maka pihaknya saat ini belum ada rencana untuk mengeluarkan izin pendirian KBIH baru di Jabar," tegas Iding kepada PR.Ia menjelaskan, dengan 307 KBIH sepertinya masih cukup untuk menangani kuota haji Jabar yang berjumlah 37.363 orang. Meski demikian, Depag Jabar masih memperbolehkan para KBIH yang sudah habis masa izin perpanjangan operasionalnya untuk melakukan bimbingan manasik haji kepada para calon jemaah haji. (Nashir M)

KECELAKAAN JEMAAH UMRAH

Jakarta (MCH). Empat jemaah umrah asal Malaysia dan seorang warga Indonesia meninggal dunia karena kecelakaan di Madinah. Menurut Kantor Berita Malaysia Bernama, kecelakaan terajdi saat bus yang mereka naiki mengalami kecelakaan di Bir Ali, Madinah, Arab Saudi, semalam.Jemaah Malaysia yang meninggal dalam kejadian itu adalah Mohamad Ali Borhan, 68, dari Melaka, Rozita Jamaludin, 43, dari Perak, Sam Mad Saman, 60, dari Selangor dan Abdul Jalil Ahmad, 66, dari Negeri Sembilan. Tak dijelaskan nama jemaah umrah Indonesia yang wafat.Menurut jurubicara Kedutaaan Besar Malaysia di Madinah, semua jenazah akan dikebumikan di Madinah selepas selesai proses dokumen. "Dokumen semua korban diambil polis Madinah. Selepas semua proses selesai jenazah akan dikebumikan di sana. Konsulat Malaysia di sana akan mengurus jenazah itu," kata juru bicara itu.Kejadian pada hari Rabo, pukul 8.30 pagi itu juga melukai seorang warga Malaysia, Rohani Aziz, 55. Kini ia dirawat di RS Besar Meeqat, Madinah dan dilaporkan berada dalam keadaan stabil.Tiga belas lagi anggota rombongan itu selamat dan kini berada di hotel penginapan mereka di Hotel Jawharat Fairus, Madinah.Rombongan yang baru tiba di Jeddah dari Malaysia itu dikatakan dalam perjalanan menuju Madinah untuk melaksanakan ziarah, sebelum melaksanakan ibadah umrah. (MH)

Senin, 16 Maret 2009

Pembangunan Rel KA Cepat Mekah-Madinah Dimulai

Jakarta (MCH). Pemerintah Kerajaan Arab Saudi telah menandatangani perjanjian pembangunan jalan kereta api Mekah-Madinah-Jeddah dengan biaya SR6,79 miliar yang dilaksanakan oleh konsorsium yang dipimin perusahaan raksasa Arab Saudi, Al-Rajhi. Penandatanganan dilakukan Menteri Keuangan Arab Saudi Dr. Ibrahim al-Assaf dan Menteri Transportasi Dr. Jabara Al-Seraisry dan dari pihak Al-Rajhi diwakili Sulaiman Abdullah Al-Rajhi, yang menjabat sebagai ketua konsorsium yang melibatkan kontraktor Al-Arrab dan 18 perusahaan Cina. Proyek ini adalah prakarsa Khadimul haramain untuk memudahkan transpotasi jemaah haji dan umrah. Jelur kereta api akan dibangun sepanjang 450 kilometer yang akan menghubungkan Mekah-Madinah dan Jeddah. Nantinya, kerea api yang dipergunakan adalah TGV (Prancis) yang emiliki kecepatan 320 kilometer perjam. Jarak tempuh Mekah-Madinah atau Jeddah-Madinah hanya sekitar 2 jam. Sementara perjalanan dari Bandara Raja Abdul Aziz Jeddah menuju kota suci Mekah ditempuh hanya dalam waktu 30 menit.Tahap pertama dari proyek ini akan mencakup persiapan tanah, pemangunan jembatan, dan terowongan. "Kami mempertimbangkan sebuah proyek besar dalam sejarah transportasi di Kerajaan Arab Saudi," kata Al-Seraisry. "Kereta berkecepatan tinggi tidak hanya akan mempersingkat durasi perjalanan tetapi juga menjamin kenyamanan penumpang," katanya seperti dikutip harian Arab News edisi Jumat, 5 Maret kemarin. Kereta api ini akan dikelola Saudi Railway Organization (SRO). Menurut Abdul Aziz Al-Hoqail, presiden SRO, proyek akan selesai pada pertengahan tahun 2012 dan uji coba operasi akan dilakukan untuk jangka waktu enam bulan sampai resmi diluncurkan pada bulan November tahun yang sama. "Kereta api peluru yang menghubungkan Mekah dan Madinah yang aman akan meluncurkan jemaah dan penumpang lain dengan nyaman. Kereta api tersebut akan dilengkapi sistem komunikasi terbaru," katanya.Investasi grup Al-Rajhi untuk proyek ini mencapai 63,75%, sementara konsorsium perusahaan Cina mencapai 21,25%. Alstom, perusahaan transportasi Perancis pembuat kereta api cepat TGV akan menawaran pilihan transportasi. "Kami sangat antusias mengenai proyek yang akan melayani jutaan peziarah ini," kata Samer MS Arafa, eksekutif Vice President Al-Arrab, mitra Al-Rajhi. Dia menambahkan bahwa perusahaan akan menyelesaikan proyek sesuai jadwal.

Harga Sewa Pondokan Haji Meningkat Tajam

Jakarta (MCH). Sekjen Departemen Agama Bahrul Hayat PH.D mengatakan bahwa harga sewa pondokan haji di Mekah dewasa ini "melambung" tinggi, sehingga pemerintah harus bersaing dengan sejumlah negara muslim lainnya untuk mendapatkan pondokan yang dekat dengan kawasan Masjidil Haram."Harga sewa pondokan haji sekarang sedang melambung," kata Bahrul usai menyampaikan materi pada Rapat Kerja (Raker) di Jakarta, Jumat lalu.Sewa pondokan bagi jemaah haji, menurut dia, makin mahal disebabkan banyaknya pondokan di sekitar kawasan Masjidil Haram dibongkar terkait masih berlangsungnya proyek perluasan Masjidil Haram.Beberapa pejabat Departemen Agama, belum lama ini, bertolak ke Mekah dan mengundang pemilik pemondokan haji untuk disewa pada musikm haji tahun 1430 Hijriyah mendatang. Menurut Bahrul, pemimpin tim perumahan, banyak pemilik memasukkan penawaran. Namun harga yang ditawarkan sangat tinggi, sampai 4.000 riyal/orang/musim haji.Apakah dengan harga demikian tinggi itu akan diambil, tak dijelaskan. Yang jelas, Depag akan membentuk tim verifikasi terlebih dahulu untuk mencocokkan apakah rumah yang ditawarkan betul atau sesuai dengan keinginan. Ia berharap, jemaah Indonesia dapat ditempatkan di ring satu sebanyak 30 ribu orang. Selebihnya di ring II, dengan jarak sekitar 5 km dari kawasan Masjidil Haram.Diakuinya, hingga kini pemerintah belum menetapkan besaran plafon sewa pondokan. Tahun lalu pemerintah menetapkan plafon sebesar 2.000 riyal/orang/musim haji. "Proses besaran sewa pondokan diharapkan pada April mendatang sudah selesai," ujarnya.Ini berarti, Depag dan Komisi VIII harus secepatnya menetapkan harga biaya penyelengaraan ibadah haji. Termasuk di dalamnya penetapan sewa pondokan bagi jemaah haji. Yang penting, diharapkan pondokan jauh dari Masjidil Haram tak terulang seperti tahun lalu. (*)

Minggu, 04 Januari 2009

MAKKAH 2020


Kakbah Berpayung, Telanjang Kaki Tidak Panas Lagi
Pembenahan Kota Makkah, terutama kawasan di sekitar Masjid Al Haram, tetap menjadikan Kakbah sebagai sentrum. Bahkan, kali ini ada pembenahan yang cukup revolusioner di sekitar bangunan kubus itu, sehingga jamaah lebih nyaman beribadah.
Perubahan total wajah Kota Makkah ini sebenarnya sudah lama direncanakan: 1989. Tapi, memang banyak pekerjaan perencanaan yang harus dilalui sehingga secara fisik, pembebasan tanahnya baru bisa dilakukan pada 2004.
Perencanaannya pun cukup hati-hati. Untuk menggusur peninggalan bersejarah, misalnya, sampai dilakukan pengecekan secara internasional. Termasuk penggusuran benteng Ajyad yang dibangun pada 1775 yang diprotes oleh Turki: ternyata bangunan itu tidak termasuk yang dilindungi Unesco, badan PBB untuk urusan kebudayaan.
Meski begitu, pemerintah Arab Saudi tetap akan mengabadikannya dengan cara ini: membangun replika benteng itu. Hanya, replika itu tidak akan dibangun di tempat asalnya. Replika itu akan dicarikan tempat yang lebih terhormat dalam keseluruhan tata Kota Makkah yang baru.
Total ada enam proyek superblok di pusat Kota Makkah, yang berarti di sekitar Masjid Al Haram. Kalau di sebelah barat masjid ada superblok Jabal Omar, di sebelah timur masjid ada proyek superblok Jabal Khandama. Sebagaimana juga proyek Jabal Omar, superblok Jabal Khandama akan berupa bangunan-bangunan apartemen pencakar langit, hotel-hotel bintang lima, mal, dan segala macam keperluan orang hidup.
Kalau proyek Jabal Omar seluas 23 hektare, Jabal Khandama tiga kali lipatnya. Karena letak Jabal Khandama berdekatan dengan Jabal Kubes, berarti lokasinya di sekitar istana. Di lokasi ini memang ada istana yang khusus dipergunakan oleh keluarga kerajaan kalau sedang berada di Makkah. Istana ini berupa bangunan tinggi yang dari lantai tertentu bisa melihat Kakbah. Maklum, bangunan istana ini memang praktis menempel di Masjid Al Haram, dekat Babul Malik. Yang belum jelas adalah apakah istana ini termasuk yang harus digusur, karena lokasinya yang terlalu mepet masjid. Atau tetap dipertahankan karena bangunan itu sendiri masih relatif baru.
Enam proyek superblok baru inilah yang akan mengubah secara total wajah Kota Makkah. Juga mengubah pemandangan sekitar Masjid Al Haram. Maklum, lokasi enam proyek tersebut semuanya di sekitar masjid. Bahkan, menjadikan masjid sebagai sentrumnya.
Desain-desain tata kota di enam superblok itu juga dirancang secara terbuka. Layout proyek-proyek itu ditenderkan secara internasional. Juga antara satu proyek dan lima lain harus sinkron dan menjadi satu kesatuan perencanaan. Untuk mengikuti tender itu sudah ada pedoman dasarnya. Yakni, satu perencanaan tata Kota Makkah yang baru, yang disiapkan oleh perusahaan ahli tata kota modern dari Prancis: Atelier Lion. Berdasarkan konsep dasar itulah, peserta sayembara tata kota mengerjakan perencanaan detail enam proyek di sekitar Masjid Al Haram itu. Termasuk dua proyek utama: Jabal Omar dan Jabal Khandama di dekat Jabal Kubes itu.
Dengan enam superblok itu, gaya hidup penduduk Makkah akan berubah total. Dari kebiasaan lama tinggal di rumah-rumah biasa, menjadi berumah di apartemen-apartemen. Ini akan sama dengan apa yang terjadi di dunia Barat. Budaya rumah lama dengan tatanan khas Arabnya akan mengalami perubahan drastis. Dari wajah lahirnya, Kota Makkah masa depan akan terlihat seperti Kota New York atau Singapura.
Penataan Makkah memang boleh dibilang belakangan. Pemerintah kelihatannya lebih mendahulukan penataan Kota Madinah. Kota Madinah (tempat Nabi Muhammad SAW melanjutkan penyebaran agama sampai meninggal dunia) memang sudah sepuluh tahun terakhir ini terlihat sangat cantik. Taman-tamannya luas dan banyak pepohonan. Masjid Nabawi sendiri dibangun kembali dengan sangat cantiknya: termasuk kawasan sekitar masjid. Sistem toiletnya yang di bawah tanah itu bisa dibilang sempurna untuk memenuhi kebutuhan jutaan jamaah haji: bersih, modern, dan naik turunnya memakai eskalator.
Halaman masjidnya yang sangat luas, di samping bisa menampung banyak jamaah, juga menjadi landskap tersendiri bagi masjid itu. Tapi, memang masih ada kelemahannya. Kalau lagi musim panas, halaman itu silau dan membuat kaki yang menginjaknya belingsatan. Tahun ini semua kelemahan itu sudah dipecahkan: halaman itu dipasangi payung-payung raksasa dengan sistem buka tutup elektronik. Bahan-bahannya juga sangat luks sehingga terkesan sangat modern. Pada musim panas, halaman itu praktis berpayung. Sedangkan di musim sejuk, payung-payung itu menutup dan bentuk tertutupnya menjadi hiasan yang memperindah masjid.
Ide memayungi halaman Masjid Nabawi tersebut rupanya datang dari pengalaman masjid itu sendiri saat dilakukan pembangunan secara besar-besaran 20 tahun lalu. Di bagian dalam Masjid Nabawi, terutama yang menghubungkan bangunan lama dan baru, juga ada ruang tembus langit yang cukup luas. Ruang ini menjadi bagian dari masjid dan justru menjadi unsur ventilasi raksasa bagi masjid yang atapnya begitu masif.
Pada saat-saat tertentu, ventilasi ini ditutupi payung-payung. Di saat tertentu, seperti waktu malam atau pagi, payung-payung itu ditutup. Bentuk payung-payung penutup itu seperti hiasan interior tersendiri bagi masjid besar tersebut.
Rupanya dari situ pula pelajaran dipetik: di Makkah, di Masjid Al Haram, juga akan dipasang “payung” serupa. Memang berada di pelataran sekitar Kakbah bisa memberikan suasana kerohanian yang khusus. Terutama pada jam-jam menjelang sahur di bulan puasa. Namun, di musim panas, terutama tengah hari, pelataran di sekitar Kakbah panasnya bukan main. Padahal, kita harus bertelanjang kaki di situ. Marmer pelataran itu memang sangat menyejukkan, tapi di puncak musim panas tetap saja luar biasa menyengatnya. Dengan pemasangan “payung-payung” itu nanti, soal ini juga terpecahkan. Apalagi, secara desain payung itu sudah disesuaikan dengan lingkungan Masjid Al Haram, termasuk keberadaan Kakbahnya.
Melihat maket Masjid Al Haram berpayung, rasanya baik-baik saja. Artinya, tidak ada perasaan kebatinan yang terganggu kesuciannya oleh kehadiran benda-benda baru yang didesain indah itu. Entahlah bagi orang yang berpendapat bahwa Masjid Al Haram harus dipertahankan keasliannya karena merupakan tempat paling suci di mata umat Islam. (*)