Sabtu, 20 Desember 2008

ADA MASJID BAIAT TERSELIP DI PADANG ARAFAH

oleh Edy M Ya`kub(ANTARA News) - Sebagai lokasi wukuf yang merupakan puncak haji, Padang Arafah banyak menyimpan jejak sejarah Islam yang sangat mendasar, di antaranya Jabal Rahmah yang menjadi lokasi pertemuan Nabi Adam As dan isterinya Siti Hawa setelah beratus-ratus tahun berpisah akibat terusir dari Surga.Di Padang Arafah juga merupakan saksi sejarah prosesi pemotongan hewan kurban yang dilakukan Nabi Ibrahim As yang bermula dari perintah Allah Swt untuk menyembelih anaknya, Nabi Ismail As, bahkan gangguan setan pun akhirnya ditandai dengan prosesi lontar jumroh di sekitar kawasan itu.Tidak hanya itu, Padang Arafah juga menyimpan jejak awal pengembangan Islam di era Nabi Muhammad Saw. Tepatnya, jejak itu ada di Masjid Baiat yang letaknya tak jauh dari pintu keluar Jamarat (lokasi pelemparan jumrah) menuju arah Mekkah.Masjid di sisi Barat dari pintu keluar Jamarat itu berukuran sekira panjang 8 mterpersegi (m2) x lebar 6 m2 x tinggi 4 m2 itu dicat warna kuning oranye dengan beberapa tulisan prasasti di dindingnya."Masjid itu ditemukan pada tiga tahun lalu, saat pemerintah Arab Saudi melakukan pelebaran jalan ke Jamarat, tapi ada kesulitan untuk menghancurkan batu-batuan di antara pegunungan di Arafah itu dengan dinamit dan alat berat," kata mukimin (warga asing ber-KTP Arab Saudi), Muiz.Setelah dilakukan pemugaran secara perlahan, katanya, akhirnya ditemukan adanya masjid yang terselip di antara bebatuan pegunungan di dekat pintu keluar Jamarat itu. "Masjid itu akhirnya dibiarkan berdiri dengan sekelilingnya diberi kawat, dicat lagi, dan di luar kawat ada tempat wudhu," katanya.Hal itu dibenarkan ahli sejarah Islam yang alumnus Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, DR KH Imam Ghozali Said MA saat ditemui ANTARA di pemondokan haji Syauqiyah-620, Mekkah, untuk menunaikan ibadah haji bersama jemaah haji asal Surabaya yang dibimbingnya."Masjid Baiat itu model masjid lapangan seperti umumnya masjid di Arab Saudi, karena menyesuaikan kondisi cuaca yang tidak ada hujan, sehingga arsitekturnya bersifat terbuka atau tanpa atap," kata dosen Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel, Surabaya itu.Menurut pengasuh Pesantren Mahasiswa An-Nur, Wonocolo, Surabaya itu, mesjid itu sebenarnya bukan dibangun nabi, namun dibangun sahabat Jakfar Al-Mansur untuk menandai tempat Rasulullah melakukan baiat kepada penduduk Madinah yang masuk Islam."Itu terjadi pada tahun ke-13 kenabian atau dua tahun sebelum Nabi Muhammad Saw untuk melakukan hijrah. Nabi melakukan hijrah pada 622 Masehi, sehingga sahabat Jakfar Al-Mansur membangun prasasti berupa mesjid itu pada tahun 620 Masehi," katanya.Dua baiatDi lokasi Masjid Baiat itu, kata Imam Ghozali Said, Nabi Muhammad Saw melakukan dua kali baiat yakni Baiat Aqobah Ula untuk 12 penduduk Madinah dan Baiat Aqobah Tsani untuk 72 penduduk Madinah."Orang Madinah awalnya tidak tahu kalau ada nabi, bahkan mereka mendapatkan informasi adanya nabi bernama Muhammad itu justru dari orang-orang Yahudi. Orang Yahudi mengatakan akan ada nabi dan kalau nabi itu ada, maka kamu akan saya kalahkan," katanya.Oleh karena itu, katanya, penduduk Madinah pun akhirnya ke Mekkah, karena informasinya nabi yang dimaksud orang Yahudi itu memang ada di Mekkah, bahkan informasinya juga menyebutkan nabi di Mekkah itu diusir orang-orang Mekkah."Akhirnya, 12 penduduk Madinah pun datang ke Mekkah. Mereka melakukan baiat masuk Islam dan menyatakan siap menerima nabi di Madinah, karena itu mereka minta nabi untuk melakukan hijrah dari Mekkah ke Madinah. Mereka siap melindungi nabi seperti ayah melindungi anaknya," ungkapnya.Untuk Baiat Aqobah Tsani (Baiat II), kata dosen Universitas Sunan Giri Surabaya dan Universitas Darul Ulum Jombang itu, ada 72 orang Madinah yang menemui nabi di Mekkah dengan permintaan yang sama dengan orang Madinah yang pertama masuk Islam dengan Baiat I."Bahkan, 72 orang Madinah itu mengaku telah merintis pengembangan Islam di Madinah, sehingga bila nabi datang ke Madinah, maka sudah banyak orang Madinah yang masuk Islam dan siap berjuang di belakang Nabi Muhammad Saw," tegasnya.Sejarah dua kali baiat orang Madinah itu, katanya, dikenang sahabat Jakfar Al-Mansur dengan membangun Masjid Baiat sebagai napaktilas sejarah nabi membaiat orang-orang Madinah."Mesjid itu masih digunakan salat hingga Dinasti Usmaniyah atau sekitar 150 tahun lalu, namun karena tidak diperhatikan akhirnya tertimbun pasir saat ada badai melanda daerah itu," katanya.Saat itu, katanya, orang-orang Mekkah sudah tahu bila ada masjid yang menjadi tempat nabi melakukan baiat, tapi mereka tidak tahu lokasinya secara tepat setelah ada badai yang menutup mesjid itu."Mesjid itu ditemukan lagi pada 14 Ramadan 1426 H saat ada pelebaran Jamarat. Pemerintah meratakan tanah di kawasan Jamarat dengan dinamit, tapi ada sesuatu yang aneh, karena ada lokasi yang tidak bisa dihancurkan dengan dinamit, sehingga digali dan mesjid itu akhirnya ditemukan," katanya. (*)

KELUGUAN JEMAAH HAJI INDONESIA

Oleh Edy M Ya`kub
Jakarta (ANTARA News) - Kedatangan jemaah haji Indonesia ke Tanah Suci agaknya bukan hanya perkara ibadah, tapi ada banyak benturan budaya di dalamnya.Apalagi, jemaah haji Indonesia umumnya masyarakat desa yang awam dengan budaya kota, tapi mereka sekarang dipaksa memahami budaya di luar negeri.Misalnya, cerita jemaah haji dari sektor I non-Markaziyah, Syaerozi, yang mengaku sudah tiga kali menunaikan ibadah haji."Ada jemaah haji yang satu regu dengan saya tampak kelelahan setelah tiga hari ada di Madinah, kemudian saya tanya," kata jemaah haji asal Sidoarjo itu.Ternyata, dia ada di lantai empat, tapi dia tidak tahu cara naik lift (tangga listrik), sehingga dia terpaksa jalan kaki pada setiap hari.Padahal, katanya, jemaah yang naik-turun lift adalah pedagang asal "kota besar" Surabaya yang berjualan di Darma Trade Centre (DTC) Wonokromo."Saya menduga, kalau berjualan di DTC, dia nggak pernah naik lift atau eskalator, tapi naik tangga yang biasa," katanya.Oleh karena itu, katanya, dirinya pun membimbing pedagang itu tentang tatacara menggunakan lift hingga jemaah asal "kota besar" itu pun terbiasa.Kendati lugu, sejumlah jemaah haji Indonesia juga tidak mampu menghentikan budaya merokok, meski barang bawaan berupa rokok selalu diperiksa.Munir adalah salah satu contoh jemaah haji yang tak mampu menghentikan kebiasan merokok untuk sementara waktu berada di Tanah Suci."Saya bawa tiga slop (60-an bungkus rokok), tapi dibuka dan disebar agar nggak ketahuan, ada yang disimpan di koper saya, ada juga yang di koper isteri," kata jemaah asal Sidoarjo itu tentang cara menyiasati razia.Bahkan, dia juga mempunyai cerita lain tentang rokok itu. "Selama beberapa kali nongkrong (duduk-duduk santai) di sini, banyak juga orang Afrika, India, dan Pakistan yang datang menemui saya untuk sekedar minta rokok," katanya.Bagaimana caranya? "Ya, pakai bahasa tarsan (bahasa tubuh)," kata jemaah haji keturunan Madura itu, sambil terus menghisap rokoknya.Bimbingan rinciSikap lugu agaknya membuat jemaah haji Indonesia juga mengambil jalan pintas, seperti di pemondokan jemaah haji non-Markaziyah sektor I dari kloter 32 SOC (Solo)."Di sini (pemondokan sektor I kloter 32 SOC), dispenser hanya mengalirkan air dingin dan air biasa, sedangkan air panas tidak ada, tapi pemiliknya menyediakan kompor listrik dan microwave," kata petugas TPIHI kloter 32 SOC (Solo), HM Solikhin.Masalahnya, jemaah haji asal Jepara, Jawa Tengah itu tidak terbiasa dengan kompor pemanas yang canggih seperti itu, sehingga mereka mengambil jalan pintas dengan membeli "hitter" (alat pemanas air listrik) yang mudah dan sederhana."Akibatnya, di sini nyaris terjadi kebakaran di kamar 201 pada pekan lalu, karena salah seorang jemaah haji merebus air dengan hitter yang diletakkan di atas meja TV dan kulkas, kemudian ditinggal keluar untuk Arbain," katanya.Akhirnya, kepulan asap pun keluar dari pemondokan itu, namun semprotan air di kamar pemondokan berfungsi, sehingga kebakaran tidak menjalar kemana-mana.Meski demikian, tiga koper jemaah yang ditumpuk di dekat TV, kulkas, dan hitter itu pun hangus terbakar."Andaikata air panas bisa didapat dengan dispenser, tentu masalahnya akan selesai," katanya.Tidak hanya itu, jemaah haji saat menjalankan salat Arbain pun masih ada yang belum tahu "Raudah" (bekas rumah Rasulullah SAW yang disebut `taman surga` dengan letak lokasi ada di antara makam dan mimbar nabi)."Mereka tidak tahu, tapi mereka tidak mau bertanya, mereka hanya perkiraan saja sesuai keterangan pembimbing ibadah, padahal dalam kenyataan bisa sangat berbeda," kata Syaerozi dari Sidoarjo, Jatim.Misalnya, katanya, pembimbing ibadah mengatakan "taman surga" Raudah yang luasnya sekitar 144 meter persegi itu memiliki lantai yang dilapisi karpet wool berwarna putih, sedangkan warna karpet Masjid Nabawi adalah merah."Ungkapan itu pun masih membuat bingung jemaah haji Indonesia, karena warna putih di Raudah itu sekarang sudah agak tidak seputih dulu, tapi warnanya kekuning-kuningan akibat lama dipakai," katanya.Oleh karena itu, Syaerozi pun akhirnya membimbing jemaah haji dengan satu persatu untuk mengetahui dari dekat dan langsung tentang Raudah itu sendiri. "Itu baru satu tempat," katanya.Realitas tentang keluguan jemaah haji Indonesia itu agaknya menuntut adanya penjelasan yang rinci kepada mereka dari ketua regu, ketua rombongan, atau buku petunjuk yang rinci tapi mudah dan sederhana bahasanya.(*)

PETUGAS KEBERSIHAN DI MEKAH


beberapa petugas kebersihan tengah membersihkan "Hijir Ismail" di sisi kanan Kabah di Mekah, Arab Saudi, Minggu (30/1. Hijir Ismail, tempat yang disiapkan nabi Ibrahim AS bagi putranya nabi Ismail AS, merupakan satu dari tiga lokasi di Kabah paling disukai umat Islam untuk berdoa (FOTO ANTARA/pandu dewantara)

REBUTAN CIUM HAJAR ASWAD


Ribuan peziarah berjuang untuk bisa mendekati dan mencium Hajar Aswad di Kabah Mekah, Arab Saudi, Minggu (30/1. Hajar Aswad merupakan satu dari tiga lokasi di Kabah paling disukai para peziarah.

CALON HAJI CILIK


Seorang calon haji cilik yang kelelahan "membonceng" troli ayahnya bergerak bersama ribuan jemaah haji lainnya dari Mekah menuju Mina, Arab Saudi, Sabtu (6/12). Jutaan jemaah haji mulai berkumpul di Mina dengan berpekaian ihram untuk melakukan Wukuf di Arafah. (FOTO ANTARA/pandu dewantara)

TKW "SELAMATKAN LIDAH" CALON HAJI INDONESIA

TKW "Selamatkan Lidah" Calon Haji Indonesia
Makkah, Arab Saudi (ANTARA News) - Para Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Indonesia yang mengadu nasib di Tanah Haram Kota Makkah, Arab Saudi, banyak yang menjual makanan, sehingga bisa memenuhi selera lidah jemaah asal Indonesia.Mereka menjajakan aneka makanan khas Indonesia di depan pemondokan (maktab) dengan harga "miring" rata-rata satu Riyal per kemasan/bungkus.Seperti yang terjadi Rabu, saat mereka tiba, langsung dikerubuti pembeli baik jemaah laki-laki maupun perempuan, guna lebih dulu mendapatkan makanan tersebut.Hal itu karena selama di Arab Saudi setelah jemaah menerima biaya hidup, harus mencari sendiri makanan harian sesuai selera. Para jemaah selain memasak sendiri, ada pula yang membeli makanan jadi, baik yang dijajakan TKW maupun ke warung-warung makanan tau memesan untuk diantarkan ke maktab.Sedangkan jemaah yang sempat membawa beras, misalnya lima kilogram per orang dalam regu, persediaanya masih banyak karena memasaknya pun sesekali karena peralatan di dapur kurang mencukupi, dan waktu lebih banyak digunakan untuk ibadah.Seorang TKW asal Kalirejo, Lampung Tengah, Hayatun (50), salah satu yang aktif berjualan di sudut maktab 15 No.683, baik pagi, siang, maupun malam, karena rumah majikan tempatnya bekerja dekat Masjidil Haram.TKW yang sudah lebih dari delapan tahun bekerja di Arab itu menyebutkan, jika musim haji datang mereka dibolehkan majikannya untuk berdagang."Kalau musim haji begini kami boleh berdagang, selain mencari tambahan penghasilan juga membantu jemaah asal Indonesia. Kasihan mereka kalau tidak ketemu makanan Indonesia," katanya.Menu makanannya pun sudah dipersiapkan dengan cara dibungkus plastik, seperti bubur kacang hijau, nasi putih, ikan asin, ikan goreng, sayur bening bayam, sayur asam, sayur tumis kangkung dan pare, sambal goreng, dan lainnya, semuanya satu Riyal per bungkus.TKW asaal Madura, Jawa Timur, Tuta memilih jualan tangkai bunga kurma dan rumput fatimah, sedangkan suaminya berjualan buah tangan seperti jilbab, tasbih, gelang, cincin, farfum dan lainnya.Sementara seorang warga Arab asal Jawa Barat, juga ada yang membuka Rumah Makan Khas Indonesia, di kompleks pemondokan jemaah haji asal berbagai daerah seperti Lampung, DKI, Sumsel, Jawa Barat, dan Jawa Timur di Kawasan Syauqiah sekitar 7-10 kilometer dari Masjidil Haram.(*)

TIPS IBADAH HAJI

Tips Bugar Saat Ibadah
Latihan jalan sebelum berangkat (jika mampu minimal 7 km, seminggu satu kali)
Kurangi kegiatan yang tak perlu
Istirahat dan tidur cukup
Makan bergizi dan teratur
Membawa obat-obatan yang biasa dipakai di tanah air
Tips hindari sakit Batuk
Bawa pakaian hangat
Gunakan penghangat leher
Bawa obat-obatan yang biasa dipakai di tanah air
Jangan minum dingin
Tips hindari Influenza
Imunisasi
Jaga kebersihan
Istirahat cukup
Makan buah dan sayur
Pakai masker

Tip menahan dingin
Siapkan pakaian hangat di tas tentengan
Pakai baju hanoman
Pakai krim pelembab
Sering minum
Banyak makan buah
Tips barang bawaan
Alas kaki
Kantung kain untuk menyimpan alas kali, payung, dsb
Kantung kain untuk membawa batu kerikil saat lempar jumrah
Semprotan air
Kaca mata hitam pakai tali pengikat di leher
Masker
Handuk kecil
"Topi Joshua"
Tas ransel
Peniti
Alat tulis
Buku
Tustel
Krim pelembab
Tips Membawa Barang
Barang bawaan maksimal 35 kg
Barang yang dipakai di perjalanan masukkan ke tas tentengan
Jangan membawa barang-barang yang terlarang
Ikat koper dengan rapi
Tandai koper dengan tanda tertentu

Awas copet
Kawasan sekitar Masjidil Haram, ada tiga titik rawan yang harus diwaspadai para jamaah karena rawan kecopetan:
Daerah sekitar pelataran masjid
Seputaran Ka'bah dan
Tempat Tahalul (Marwah).
Tips Saat Tawaf Qudum
Saat Tawaf qudum (selamat datang) dilakukan tak lama setelah jamaah tiba di Makkah. Karena masih lelah setelah perjalanan, dan banyak jamaah yang belum mengenali lokasi akibatnya banyak yang tersesat, maka usahakan membuat kelompok kecil dan jangan sampai terpisah.
Tips Agar tak Tersesat
Hafalkan lokasi pondokan
Catat nomor telepon dan atau alamat pondokan dan dibawa saat meninggalkan pondokan
Berangkat dengan rombongan
Bila terpisah dari rombongan, ikut rombongan jamaah RI lainnya
Cari petugas haji
Bawa tanda pengenal
Jamaah yang yang berusia lanjut (lansia) lebih baik didampingi oleh yang lebih muda.

Tips masuk masjid agar tak tersesat
Datang ke masjid minimal setengah jam sebelum waktu shalat
Ingat nomor atau nama pintu masuk, kenali seperlunya
Bawa kantong kain untuk menyimpan alas kaki, payung dan sebagainya, dan bisa dibawa saat sholat.
Sebelum masuk masjid buat janji di mana akan bertemu jika ingin pulang bersama.
Jangan lupa juga janji pukul berapa bertemu.
Tempat berkumpul bisa dipasangi bendera rombongan tinggi-tinggi agar mudah dilihat dari kejauhan.
Membuat identitas unik rombongan, bisa dengan selempang, slayer, atau pita di jilbab.

Tips Mencium Hajar Aswad
Ambil waktu yang kondisi sekitar ka'bah tidak terlalu padat
Pastikan fisik kuat
Jangan bawa barang berharga
Pastikan cara berpakaian ihram benar dan kuat
Jangan gunakan joki
Tidak lama-lama
Hindari menyakiti sesama jamaah
Tips Tawaf dan Sai`
Hafalkan do'a-do'a singkat, jangan disibukkan dengan catatan
Berangkat dalam rombongan
Makan sebelum berangkat
Buat kelompok kecil
Sepakati lokasi pertemuan
Hindari waktu padat
Pindah ke lantai dua dan tiga jika padat

Tips Menyimpan Uang
Tukarkan dengan uang pecahan
Jangan letakkan uang di satu tempat
Jangan buka dompet di tempat umum
Titipkan di safety box jika banyak
Ke masjid bawa uang secukupnya
Tips di Pondokan
Mandi 2-3 jam sebelum waktu shalat
Jangan naik lift sendiri
Simpan barang di tempat aman
Matikan peralatan listrik jika pergi
Matikan peralatan masak jika pergi
Kenali lokasi pondokan dari jarak jauh maupun dekat
Buat denah pondokan

Kebugaran saat ibadah haji
Makan makanan yang mengandung gizi seimbang, banyak serat dan tak banyak mengandung lemak.
Istirahat yang cukup. Para calon haji, kalau sudah berada di Masjidil Haram, inginnya terus-menerus melakukan ibadah tanpa memikirkan istirahat. Hal ini bisa menyebabkan jamaah haji jatuh sakit.
Olahraga ringan setiap pagi

Tip Shalat di Masjid Nabawi
Gunakan pakaian hangat ketika berangkat
Datang setelah pukul 03.00 (pk 03.00 masjid baru dibuka)
Hindari shalat di pelataran masjid
Ingat nomor rak sandal
Tips nyaman beribadah
Jangan tergantung pembimbing
Mantapkan tata cara berhaji
Hafalkan doa-doa
Buat kelompok kecil

Sumber : www.republika.co.id

Jumat, 12 Desember 2008

JUALAN GADO-GADO DI MEKAH


Seorang pedagang makanan asal Indonesia "Mukimin" (warga Indonesia yang lama bermukim di Arab) menarik perhatian beberapa jemaah haji karena menjual gado-gado seharga 5 Riyal (Rp.15.000) sepiringnya di Mekah, Arab Saudi, Rabu (11/12).(FOTO ANTARA/pandu dewantara)

JUTAAN JEMAAH HAJI MENINGGALKAN JAMARAT







Jutaan jemaah haji dari seluruh penjuru dunia meninggalkan Jamarrat (tempat melempar jumroh) usai melempar Jumroh di Mina, Mekah, Arab Saudi, Rabu (11/12).(FOTO ANTARA/pandu dewantara)

MEKAH MINA MACET TOTAL

Jalan Mina menuju Mekah dari berbagai jalur dipadati kendaraan yang membawa jemaah haji yang akan melaksanakan tawaf Wada` di Masjidil Haram Mekah. Sebagian jemaah haji, terutama haji domestik, telah melaksanakan tawaf Ifadlah dan sai haji sebelum mengakhir tingal di Mina dengan nafar awal.Seperti diberitaka harian Al-Watan edisi Kamis, 11 Desember hari ini, kepadatan jalanan menuju Mekah terjadi hingga malam hari. Bus-bus dan kendaraan kecil tak bisa bergerak karena jalanan yang padat dan macet. Tanpak 10.000 aparat kepolisian diterjunkan untuk mengatur dan mengamankan lalu lintas jemaah haji kali ini.Diperkirakan 60% lebih jemaah haji telah meningglkan Mina melalui nafar awal kemarin. Hari ini tersisa sekitar 40% jemaah haji yang mengikuti nafar Sani yang sebagian besar diikuti jemaah haji Asia Tenggara, Asia Tengah dan Turki.

TAMU ALLAH KLOTER AWAL TIBA DI TANAH AIR 14 DESEMBER 2008

Jakarta (MCH). Kloter-kloter awal jemaah haji Indonesia akan tiba 14 Desember mendatang, diberbagai embarkasi kecuali embarkasi Padang yang baru tiba 15 Desember. Pemulangan jemaah dari tanah suci diharapkan berjalan aman, lancar dan tepat waktu.“Pemulangan jemaah haji pada tahun ini akan lebih lancar, karena ada penambahan gate (pintu pemulangan) di bandara King Abdul Aziz Jeddah,” kata Direktur Pengelolaan Biaya BPIH (Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji) dan SIH (Sistem Informasi Haji), Abdul Ghafur Djawahir kepada wartawan di Jakarta, Kamis (11/12).Dikatakan dia, setiap tahun pada masa awal pemulangan jemaah haji kepadatan di bandara Haji King Abdul Aziz Jeddah cukup tinggi. Pasalnya, jemaah dari berbagai negara semua menghendaki pulang lebih cepat ke tempat masing-masing. Sehingga pemulangan jemaah pun selalu diwarnai delay alias tidak tepat waktu.Ghafur menambahkan, masalah pemeriksaan barang-barang jemaah di pintu pemulangan juga merupakan penyebab keterlambatan. “Terkadang petugas membongkar koper-koper jemaah, sehingga arus pemulangan jadi tidak lancar,” ujarnya.Pada bagian lain ia mengatakan, hingga saat ini pelaksanaan ibadah haji berjalan lancar. Seluruh jemaah haji Indonesia telah melaksanakan wukuf di Arafah, dengan demikian telah sah menunaikan rukun Islam kelima. Setelah mabit di muzdalifah, jemaah kemudian mabit di Mina untuk melontar jumrah di lokasi jamarat.“Dari seluruh jemaah Indonesia, ada 104 ribu orang atau 65 persen yang mengambil nafar awal, selebihnya nafar tsani,” kata Ghafur. Dengan mengambil nafar awal, maka jemaah cukup 2 malam mabit (menginap) di Mina, sedangkan bagi peminat nafat tsani harus mabit 3 malam.Dijadwalkan, lanjut Ghafur, kloter-kloter awal jemaah haji Indonesia akan diberangkatkan dari Mekkah pada hari Jumat, 12 Desember menuju Jeddah dan Madinah. Kemudian setelah beristirahat semalam, mereka akan kembali ke tanah air, Sabtu (13/12) dari bandara King Abdul Aziz Jedddah, dan bandara Amir Muhammad Madinah.

LAFAD ALLAH HIASI LANGIT MASJIDIL HARAM

Subhanallah, Allahu Akbar itulah suasana saat beberapa jamaah haji melihat jeleretan awan yang membentuk tulisan Allah di atas langit Masjidil Haram. Kekhusu'an jamaah haji yang twowaf pun semakin menjadi-jadi sambil melambaikan doa-doa dengan keras.Wartawan detikcom Muhammad Nur Hayid yang menyaksikan langsung jeleretan awan bertuliskan lafad Allah itu hanya bisa mengucapkan subhanallla... Allahu Akbar. Setelah diamati, semua langit di atas Masjidil Haram saat itu, sekitar pukul 09.00 WAS (10 dzulhijjah) berwarna biru terang. Jadi sangat jelas sekalijeleretan lafald Allah itu.Sayangnya, lafad jalalah itu gagal diabadikan oleh wartawan detikcom karena situasi saat itu sangat padat akibat semua jamaah haji memilih langsung melaksanakan tawaf ifadah setelah melontar jumrah aqobah.Ruang berhenti untuk mengambil camera di tas dan memotret foto itu gagal dilakukan karena kondisi saling dorong antar jamaah yang terus bergerak menyelesaikan 7 putaran.Wartawan RRI Nurhanuddin yang ikut menyaksikan lafad Allah itu hanya bisa mengucapkan tasbih dan takbit berkali-kali. ia sangat senang karena dapat menyaksikan kebesaran Allah secara langsung berupa tulisan lafald allah di atas masjidil haram dalam keadaan tawaf ifadah."Subhanallah.. Subhallah.. Allah Akbar .. Allahu Akbar...ini kebesaran Allah yang ditunjukkan pada kita," katanya di sela tawaf pada detikcom.Usai tawaf, Nur menyampaikan pada detikcom rasa syukurnya pada Allah atas kemurahannya menunjukkan lafald Allah."Alhamdulillah, kalau saya langsung tawaf semalam, mungkin nggak bisa lihat ini. ini bukti Allah maha kuasa atas segala sesuatu. Semoga doa kita dikabulkan dan jadi haji mabrur," kata Nurhanudin
Hal yang sama disampaikan Novelisa, menurutnya munculnya lafad allah di atas langit masjidil haramini merupakan bukti kebesaran allah yang ditunjukkan pada hambanya yang sedang menyelesaikan prosesi ibadah haji setelah wukuf di arafah."Subhanallah, ini kebesaran Allah. alhamdulillah. saya dapat menyaksikan langsung. Semoga kita mendapatkan haji mabrur," katanyaSetelah dua kali putaran, wartawan detikcom Muhammmad Nur Hayid sudah melihat jeleretan awan yang membentuk lafad allah itu mulai melebar. putaran ke 3 lafad Allah yang terletak diatas maqom ibrahim lurus dengan daerah multazam itu sudah kabur dan dan tek terlihat lagi tulisannya.Subhanallah. astagrifullah....... hanya kata-kata itulah yang keluar saat melihat keajaiban ini. Memang setiap kali menaiki pesawat, wartawan detikcom berusaha untuk duduk di pinggir jendela. Harapannya dapat memotret awan-awan yang melihat lafad allah.Sayangnya, Allah belum berkehandak. Justru disaat yang tidak direncanakan itulah Allah menunjukkan kebesarannya langsung kalimah Allah di atas langit masjidil haram.subhanallah.. Allahuakbar...la ilaaha illallah, Muhammad rasulullah SAW. Allahummajalna hajjana hajjan mabruro wasa'yammaskuro wadanbam magfuro watijarotan lan taburo...Amin

Sabtu, 29 November 2008

Tujuh Areal Parkir di Masyair Diresmikan


Jakarta (MCH). Tujuh areal parkir di wilayah Masyair Al-Muqaddasah (Arafah, Mina, dan Muzdalifah) dibuka sejak hari Kamis, 27 November kemarin. Menurut Ir. Muflih Azzahrani, Kepala bidang angkutan Kotapraja Mekah, masing-masing bisa menampung 3.000 bus jemaah haji.Menurut Azzahrani, seperti dikutip harian Al-Watan edisi Jumat, 28 November hari ini, masing-masing areal parkir memiliki luas 225.000 meter persegi dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas. Areal parkir tersebut terletak di jalur 6. Pembangunannya menelan biaya 70 juta Riyal

Jamarat Dilengkapi Pengatur Suhu

Jakarta (MCH). Jamarat yang sudah bisa dipergunakan keseluruhannya untuk jemaah haji tahun ini akan mampu menampung 300.000 jemaah haji perjamnya. Jamarat dengan empat lantai itu nantinya sangat mendukung pelaksanaan haji yang diduga jumlah jemaahnya mencapai lebih 3 juta jemaah.Sumber di perhajian di Mekah menyebutkan bahwa lantai dasar, satu, dan dua bawah jamarat dilengkapi pengatur udara sehigga selalu stabil di bawah 29 derajat Celcius. Demikian seperti diberitakan harian Arab News edisi Sabtu, 29 November hari ini.Namun, meski semua pembangunan dan fasilitas jamarat selesai, jemaah haji nantinya juga akan tetap diatur dan dibagi waktunya sesuai jam dan kelompok yang telah ditentukan oleh Kementerian Haji dan Muassasah masing-masing.Jamarat juga dilengkapi semua kemudahan jemaah, termasuk eskalator, penunjuk jalan, fasilitas kesehatan dan pengamanan selama 24 jam. Bahkan di bagian atas jamarat disediakan helipad untuk keadaan darurat. Jamarat juga dilengkapi circuit televisi untuk memantau kepadatan jamarat.Biaya pembangunan jamarat ini mencapai 4 Milyar Riyal. Pembangunan jamarat diresmkan Raja Abdullah 30 Desember tahun 2006 dan selesai sesuai target selama 2 tahun dengan pemborong BinLaden Group.

Wukuf Jatuh Hari Ahad 7 Desember

Jakarta (MCH). Wukuf di Arafah --Insya Alah-- akan jatuh hari Ahad, 7 Desember 2008. Hari ini, Sabtu, 29 November pencucian Kakbah dilaksanakan Gubernur Mekah Pangeran Khalid Al-Faisal mewakili Khadimul Haramain Raja Abdulah yang menjadi tanda masuknya bulan Zulhijjah tahun 1429 Hijriyah.Hari Kamis lalu warga Saudi tak berhasil melihat hilal yang secara hisab memang tak mungkin bisa dilihat karena belum ujud hilal. Sebab, konjungsi baru terjadi pada pukul 19.55 Waktu Arab Saudi, usai masuk waktu Isyak. Sehingga bulan Zulkaidah disempurnakan menjadi 30 hari.Dengan demikian tidak ada perbedaan kalender bulan Zulkaidah dan Zulhijjah antara Indonesia dan Arab Saudi. Idul Adha akan diselenggarakan serentak pada hari Senin, 8 Desember mendatang. (Musthafa Helmy)

Jumat, 07 November 2008

AKTIFITAS BERBELANJA SAAT DI TANAH SUCI

Jemaah haji Indonesia akan berada di tanah suciMadinah dan Mekkah selama lebih kurang 38 hari. Kebanyakan dari merekamelakukan ibadah haji tamattu', yaitu umrah dikerjakan terlebih dahuluhingga menunggu kedatangan hari-hari puncak ibadah haji yang dimulai tanggal8-13 Dzul Hijjah.Ketika mereka sudah mengerjakan umrah wajib, makapakaian ihram yang mereka kenakan boleh untuk ditanggalkan, dan mereka kinibanyak memiliki saat-saat luang yang bisa diisi dengan aktifitas ibadah maupunlainnya. Hal yang kerap dilakukan oleh jemaah haji manapun bukan hanya jemaah Indonesiaadalah berbelanja. Kok belanja? Ya, di seluruh pelosok tanah suci Mekkah danMadinah begitu banyak pusat perbelanjaan, toko, pasar yang menyediakan berbagaimacam keperluan para jemaah haji. Mulai dari yang menjual kebutuhan sehari-hariseperti makanan, pakaian, alat cuci-mandi, bahkan hingga menjual berbagaikebutuhan oleh-oleh haji yang bisa dibawa ke tanah air.Berbagai model barang dan harga ditawarkan di sana, dan boleh diketahui bahwa jemaah haji yang palinggemar berbelanja adalah JEMAAH HAJI INDONESIA. Maka tak heran, hampirsemua pedagang yang berada di kota suci Mekkah dan Madinah lancar bahasaIndonesia karena memang bangsa Indonesia adalah jemaah haji yang paling banyakmemberi keuntungan bagi pedagang di sana.Lalu apakah hukumnya berbelanja bagi jemaah hajiselama berada di tanah suci? Hukumnya mubah atau boleh. Namun kemubahanini bisa berkembang hukumnya menjadi sunnah, makruh bahkan haram tergantungsituasi dan kondisinya.Mengenai hukum asal kemubahan berbelanja bagijemaah haji saat berada di tanah suci maka seperti salah satu riwayat yangdinukil oleh Imam Ar Razi dalam tafsirnya bahwa penduduk Ukadz, Majinahdan Dzul Majaz di Mekkah kerap berdagang pada musim haji karena itulah
mata pencaharian mereka sehari-hari. Begitu Islam datang, para penduduk daerahitu enggan berdagang pada musim haji sebelum mendapat izin dari Rasulullah Saw.Atas sebab itu Allah Swt menurunkan ayat berikut: áóíúÓóÚóáóíúßõãú ÌõäóÇÍñ Ãóäú ÊóÈúÊóÛõæÇ ÝóÖúáðÇ ãöäú ÑóÈøößõãú"Tidak ada dosa bagimuuntuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari Tuhanmu."(QS. 2 : 198) Ayat ini memberi penegasan bahwa transaksiperdagangan saat musim haji sekalipun tidak menjadi masalah. Meskipun transaksidilaksanakan saat jemaah sedang berpakaian ihram di Arafah, Muzdalifah danMina. Asalkan transaksi ini tidak membuat jemaah haji menjadi lalai dalamberibadah dan mengingat Allah Swt.Belanja memang amat mengasyikkan bagi sebagianjemaah. Malah tidak sedikit dari jemaah haji yang sudah bercita-cita inginmembeli sesuatu di tempat tertentu karena ia mendapatkan referensi kisah darisahabat atau familinya yang pernah pergi ke tanah suci sebelumnya. Bahkan meskisudah diberitahu bahwa Pasar Seng sudah digusur, sebagian jemaah memaksakandiri untuk berkunjung ke sanaagar sekembalinya ke tanah air, mereka bisa menjawab pertanyaan orang tentangkeberadaan pasar tersebut sekarang.Sebab itu, agar jemaah haji dapat menjalani ibadahlebih khusyuk dan tidak membuang tenaga dan energi karena sibuk berbelanja,berikut ini kami tuliskan beberapa tips berbelanja selama di tanah suci:Membeli barang yang dibutuhkan. Begitu banyak jenis barang yang ditawarkan di pasar yang mungkin belum pernah kita lihat di tanah air. Jatah living-cost yang terbatas serta uang saku yang seadanya tidak mungkin membuat kita mampu membeli semua yang kita inginkan. Ingat, beli barang yang dibutuhkan saja! Selain itu jatah bagasi kita terbatas, dan kalaupun kita ingin membeli oleh-oleh, maka percayalah semua yang dijual di tanah suci bisa didapatkan di tanah air dengan harga yang sama bahkan lebih murah! Jadi
kalau mau berbelanja di sana, sebaiknya yang benar-benar kita butuhkan. Jangan terlalu sering berkunjung ke pasar dan pertokoan. Perjalanan dari pemondokan menuju masjid dan sekembalinya pasti akan melintasi banyak sekali pertokoan. Bila Anda tidak memiliki keinginan untuk membeli sesuatu, maka janganlah singgah di tempat-tempat itu. Sebab banyak sekali jemaah haji Indonesia yang kehabisan uang untuk makan sehari-hari, karena mereka tidak mampu mengontrol hawa nafsu mereka ketika berbelanja. Ingat, ibadah ini adalah ibadah fisik yang cukup melelahkan. Jangan sampai Anda tidak kuat beribadah karena lemah, sebab jatah makan Anda terkurangi karena kebiasaan Anda dalam berbelanja! Berbicara seperlunya dan jaga akhlak saat berbelanja. Bilapun Anda berbelanja maka bicaralah seperlunya dengan para pedagang. Para pembeli dari bangsa Indonesia terkenal sebagai bangsa yang ramah dan gemar menawar. Maka banyak sekali kaum wanita yang menawar para pedagang dengan cara-cara seperti yang mereka lakukan di tanah air. Ada di antara jemaah yang menawar dengan suara yang memelas dan mendayu-dayu. Ada juga sebagian dari mereka yang maaf menawar dengan cara bersalaman dan memegang tangan para pedagang. Hal itu biasa dilakukan di tanah air, namun amat tabu di sana. Karenanya, perempuan Indonesia kerap dipanggil oleh pedagang di sana dengan sapaan SITI RAHMA. Gelar itu bukanlah pujian, pada dasarnya itu adalah pelecehan! Membaca doa masuk pasar. Ini hal terpenting yang tidak boleh dilupakan oleh para jemaah haji saat mereka hendak berbelanja. Sebab dengan membaca doa yang tidak sampai 5 detik ini, mereka akan mendapatkan pahala sebanyak satu juta dan dosa-dosanya sebanyak jumlah yang sama akan dihapuskan. Sebagaimana disampaikan dari Salim bin 'Abdullah, dari ayahnya, dari
kakeknya ra., dia berkata, "Rasulullah saw. telah bersabda, 'Barangsiapa yang ketika berada di dalam pasar mengucapkan "La Ilaha illallah wahdahu la syarika lahu, lahul mulku wa lahul hamdu yuhyi wa yumit wa huwa 'ala kulli sya`in qadir" (Tidak ada tuhan selain Allah Yang Maha Esa, dan tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan dan pujian. Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa terhadap segala sesuatu), maka Allah akan menulis pahala 1.000.000 kebaikan untuknya, dan Allah akan menghapus 1.000.000 keburukannya, serta Allah akan membangunkan istana untuknya. HR. Tirmidzi, Ibnu majah & Ahmad

H. Bobby Herwibowo, Lc

Rabu, 15 Oktober 2008

HOTEL RAMADA TERBESAR DI DUNIA DIBANGUN DI MEKAH

Jakarta (MCH). Perusahaan perhotelan ternama asal Amerika Serikat, Ramada, mengumumkan akan segera membuka hotel di kota suci Mekah. Hotel tersebut nantinya akan menjadi hotel Ramada terbesar yang dimilikinya di dunia dengan 998 kamar super mewah.Lokasi Ramada yang baru tepat dijatung kota Mekah yang hanya berjarak sekitar dua ratusan meter dari Masjidil Haram. Hotel tersebut memiliki tempat parkir pribadi, empat restoran dan ruangan rapat yang masing-masing bisa menampung 250 tamu. Setiap kamar diberi saluran internet dengan akses super cepat. Setiap kamar dilengkapi tivi plasma 26 inci. Bebas menelepon lokal dan interlokal.Hotel Ramada dimiliki Riyada International Hotels and Resorts dan dikelola Al-Massa Hotels Company. Hotel ini menjadi hotel Ramada kedua di Mekah dan yang ke 11 di Arab Saudi. "Dengan dibukanya hotel ini maka menunjukkan kejasama antara kami Wyndham Hotel Group dan Riyada International Hotels serta Al-Massa Hotels semakin kokoh," kata Sean Worker, Senior Wakil Presiden Wyndham Hotel Group.Riyada International Hotel termasuk perusahaan yang membidangi perhotelan dengan 10 hotel besar di kota-kota besar Arab Saudi. Sementara Al-Massa Hotel memgelola 20 hotel di Arab Saudi, antara lain lima hotel dengan bendera Ramada. Demikian seperti diberitakan website hospitalitynet.

Kamis, 18 September 2008

PERLUASAN MASJID TAMBAH 700.000 JEMAAH



Jakarta (MCH). Penambahan halaman Masjidil Haram di Mekah hingga 12.000 meter pesergi membuat kapasitas ibadah di masjid itu bertamnbah untuk 700.000 jemaah salat. Dengan demikian luas ruang salat di Masjidil Haram keseluruhannya menjadi 300.000 meter persegi. Demikian seperti dikutip harian Arab News edisi Senin, 15 Septenber hari ini.Untuk itu, Pimpinan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi mengerahkan tanaga khusus untuk pemeliharan masjid ini sejak tahun 1979. Masjidil Haram memiliki 180 karyawah tetap dan 70 karyawan musiman khusus untuk pengawasan pelataran baru ini. Petugas ini termausk mereka yang mengusir para pengemis masuk areal Masjidil Haram. Mereka juga menyiapkan minuman Zamzam dan lain sebagainya, khususnya di bulan Ramadan.Di luar itu, Masjidil Haram juga memiliki banyak departemen dengan 298 karyawan khusus untuk mengawal pintu Masjid yang jumlahnya mencapai 138 buah. Mereka masih dibantu 27 karyawan musiman. Dan pada bulan ramadhan ini ada 400 karyawan baru direkrut khusus. Di sini ada enam eskalator dan 13 pintu khusus.Pintu baru yang kini dibuka dan diresmikan adalah pintu menuju terowongan Suq Shaghir yang langsung berhubungan dengan Pintu Raja Abdul Aziz dan Pintu Raja Fahd. Dari sini jemaah bisa dilayani dengan eskalator. Di sini siap 51 karyawan tetap dan 75 karyawan musiman yang siap melayani jemaah dengan kursi roda. Petugas ini juga akan melarang jemaah membawa kursi roda dari luar terutama untuk pelaksanaan sai antara Safa dan Marwah. (MH)

MAS'A HAMPIR SIAP



Mas`a Hampir Siap
Jakarta (MCH). Lantai dasar mas`a (tempat sa`i antara Safa dan Marwa) sudah bisa dipergunakan jemaah umrah sejak Ramadhan lalu. Dan kini,lantai dua sudah bisa dimanfaatkan hingga akhir bulan Ramadan ini. Sementara lantai tiga akan bisa dimanfaatkan pada musim haji dua bulan mendatang.Dengan demikian, luas total mas`a menjadi 89.000 meter persegi yang bisa menampung 120.000 jemaah setiap jamnya. Tahun lalu, sebelum diperluas, luas mas`a hanya 29.400 meter persegi yang bisa menampung 44.000 jemaah perjamnya.Demikian seperti diberitakan harian Arab News edisi Senin, 15 September hari ini. (MH)F

2500 APARAT AMANKAN MASJIDIL HARAM



Mekah (MCH). Sekitar 2.500 petugas keamanan yang terdiri dari paramiliter dan polisi dikerahkan untuk pengamanan Masjidil Haram di Mekah. Hal ini dikemukakan Jendral Yusuf Hussein Matar, komandan kemananan Masjidil Haram, yang dikutip harian Arab News edisi Selasa, 16 September hari ini.“Aparat keamanan akan ditingkatkan jumlahnya pada saat 10 hari terakhir Ramadhan terkait dengan semakin meningkatnya jumlah jemaah umrah," katanya. Pengamanan sekarang, menurut Matar, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, karena bersamaan dengan liburan sekolah dan tingginya jumlah jemaah.Menurut Matar, aparat keamanan akan dikonsentrasikan di mathaf (tempat thawaf), jalur keluar masuk jemaah ke Masjidil Haram, pengamanan di pelataran masjid, serta pengawasan jemaah.Dalam menjalankan aktifitasnya, pihak aparat keamanan melakukan kerjasama dengan Pengelola Masjidil Haram, Pengamanan Kota, Pasukan Kakuatan Darurat dan Pengamanan Haji. Menurut Matar, persoalan anak hilang di Masjidil Haram menjadi probelam utama.Karena itu, menurut Matar, orahngtua harap mengawasi anak-anaknya selama di Masjidil Haram. Sebab, kasus anak hilang akhir-akhir ini menjadi isu utama karena kelalaian orangtua.Aparat juga akan siaga penuh menghadapai para pencopet dan pencuri di Masjidil Haram. "Orang masuk Masjdil Haram sebenarnya harapannya untuk memohon ampun dosa. Bagaimana dengan pencopet yang masuk Majidil Haram untuk mencaro dosa," katanya.Untuk mengamankan Masjidil Haram, pihak Masjidil Haram telah memasang beberapa kamera di sekitar Kakbah dan Mas`a. (Musthafa Helmy)

Rabu, 03 September 2008

Rabu, 27 Agustus 2008

MELONGOK PERCETAKAN ALQUR'AN DI MADINAH


Saat berada di Madinah, maka percetakan Alquran merupakan salah satu tempat yang dituju jamaah Indonesia. Percetakan mushaf Alquran ini merupakan yang terbesar di dunia dengan kapasitas cetak 30 juta eksemplar per tahun.
Percetakan khusus Al-Quran tersebut bernama Majma’ Malik Fahd Li Thibaah Mushaf Syarif (King Fahd Complex for Printing the Holy Qur’an) yang berada di bawah koordinasi Kementerian Urusan Agama, Wakaf, Dakwah dan Penyuluhan Kerajaan Arab Saudi. Percetakan ini hanya mencetak Alquran saja dan beroperasi sejak 1984.
Dari percetakan inilah suvenir berupa satu mushaf Alquran berasal. Suvenir itu biasa diterima jamaah saat hendak pulang ke Tanah Air. Biasanya diberikan di tangga menjelang naik pesawat.
Majma’Malik Fahd Li Thibaah Mushaf Syarif terletak di dalam komplek seluas 250 ribu meter persegi itu dilengkapi juga dengan sejumlah fasilitas lainnya seperti bangunan kantor utama, rumah sakit, gudang, kantin, rumah tinggal karyawan, toko maupun masjid.
Jamaah perempuan tak bisa masuk ke areal percetakan ini. Namun, jamaah pria bisa masuk. Saat jamaah pria memasuki banguna yang mirip gudang, jamaah perempuan biasanya digiring ke toko kecil di depan percetakan. Di situ tersedia berbagai cetakan mushaf Alquran dengan terjemah. Tak hanya dalam bentuk buku, tersedia juga Alquran dalam bentuk CD dan MP3.
Pegawai yang bekerja di komplek ini mencapai 2.000 orang, sebagian besar warga Arab Saudi dan ada juga warga asing. Dari jumlah tadi, 900 orang di antaranya merupakan pengawas dalam pencetakan mushaf Alquran. Mereka terdiri dari para ulama Islam dan penghafal Alquran. Meski demikian, di areal percetakan tak tampak pekerja dalam jumlah besar. Model gedung percetakan itu sendiri bentuknya seperti gudang yang di dalamnya terdapat mesin cetak berukuran besar dalam jumlah banyak, serta mesin potong kertas.
Apabila kita masuk ke lantai dasar, di sana akan terlihat lembaran bakal Alquran yang sudah dicetak tapi belum dipotong dengan ketinggian mencapai tiga hingga empat meter. Setiap pegawai menyadari betul akan ketelitian tugasnya dalam pencetakan mushaf Alquran, sehingga jika ditemukan ada tulisan yang salah sedikit saja, maka cetakan itu akan langsung dipisahkan. Proses pencetakan Alquran sejak penyiapan naskahnya ditulis tangan oleh para ulama ahli.
Dalam perkembangannya kemudian, percetakan ini juga melakukan diversifikasi produksi dimana tidak hanya mushaf Alquran saja, melainkan pula kaset, serta kepingan CD. Percetakan juga mencetak Alquran terjemahan dalam 47 bahasa, termasuk bahasa Indonesia .
Selain CD, ada juga model CD untuk ditransfer ke dalam MP3. Sedikitnya ada 20 edisi mushaf Alqran dengan ukuran berbeda, jenis kaligrafi dan riwayahs atau cara baca.
Kapasitas produksi percetakan setiap tahun semakin meningkat. Tahun 2006 ini saja meningkat hingga mencapai 30 juta eksemplar per tahun terutama setelah pihak kerajaan mendatangkan sejumlah alat cetak baru. Percetakan ini dibuka untuk umum mulai pukul 08.00 WAS hingga pukul 12.00 WAS kecuali pada hari Kamis dan Jumat yang merupakan hari libur.
Di toko kecil, dijual pula Alquran edisi luks dengan harga 200 riyal per eksemplar. Apabila membeli Alquran di showroom ini baik sebagai hadiah atau dibawa pulang serta untuk diwakafkan di Masjid Nabawi dan Masjidil Haram, maka harganya akan lebih murah dibanding di toko biasa di sekitar masjid dengan selisih harga sekitar 3 hingga 10 riyal per jenisnya.
Alquran yang biasa di jual di sekitar Masjid Nabawi dan Masjidil Haram dapat dibeli dengan harga sekitar 26 rial, sedangkan mushaf Alquran kecil harganya berkisar mulai 12 riyal.
Seluruh kegiatan produksi cetak di tempat ini dibiayai dari anggaran kerajaan sehingga tidak bersifat profit oriented belaka. Mushaf Alquran yang dihasilkan, hampir sebagian besar didistribusikan ke negara-negara lain tanpa dipungut biaya. (mch/republika)

BILA ANAK KECIL BERHAJI

Haji bagi anak kecil adalah sah dan hukumnya sunah. Namun, ia tetap memiliki kewajiban untuk melaksanakan haji lagi apabila sudah dewasa.
Dalam Alquran, Allah SWT berfirman, haji diwajibkan kepada umat Islam yang mampu (istitho’ah) untuk pergi ke Baitullah. ‘’Allah mewajibkan atas manusia untuk mengerjakan haji (pergi ke Baitullah untuk menunaikan haji) bagi mereka yang mampu.’’ (QS. Ali Imran: 97).Jumhur (mayoritas) ulama sependapat, kewajiban haji adalah bagi umat Islam yang mampu. Yaitu, mampu biaya (materi), mampu fisik (sehat) dan mampu memahami keilmuan tentang proses pelaksanaan haji. Sedangkan bagi mereka yang tidak mampu, tidak mendapatkan kewajiban untuk melaksanakan haji.
Kewajiban umat Islam untuk melaksanakan haji ini pun kemudian diklasifikasikan lagi. Sehingga, ada syarat yang harus dipenuhi. Apabila syarat itu belum dipenuhi, maka tidak wajib bagi seseorang untuk mengerjakan haji.
Para ulama sepakat, mereka yang akan berangkat haji, syarat hajinya adalah beragama Islam (non-muslim tidak wajib berhaji), baligh dan berakal (dewasa dan tidak gila), merdeka (bukan hamba sahaya) dan mampu (biaya, fisik dan kelimuan tentang haji).
Lalu bagaimanakah hukumnya anak kecil yang berhaji? Pimpinan Pondok Pesantren Darul Hikmah, Pekan Baru, Riau, KH Muchtarullah mengatakan, anak kecil yang berhaji, hukumnya sah. ‘’Apabila dia berangkat haji dan melaksanakan segala macam rukun dan wajib haji, maka hajinya sah. Hanya saja, karena dia anak-anak, maka hukumnya sunnah. Dan ia masih mempunyai kewajiban apabila sudah besar nanti,’’ ujarnya kepada Republika.
Hal yang sama juga disampaikan Ustadz Farid Ahmad Uqbah MA, Direktur Yayasan Islamic Center Al-Islam, Bekasi. Menurutnya, hukum berhaji bagi anak kecil itu adalah sunnah dan sah, apabila semua rukun dan wajib haji dilaksanakan secara lengkap. ‘’Tapi hal itu tidak menggugurkan kewajiban dia untuk berhaji. Setelah dia dewasa nanti, dia tetap memiliki kewajiban untuk melaksanakannya,’’ ujarnya.
Dalam hadits Nabi Muhammad SAW dari Ibnu Abbas yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Muslim dan Imam An-Nasa’i diceritakan, bahwa seorang wanita melaksanakan ibadah haji bersama dengan seorang anaknya yang belum dewasa. Ketika wanita itu bertemu dengan Rasulullah SAW, wanita itu bertanya, ‘’Apakah anak ini boleh melaksanakan ibadah haji?’’ Rasulullah SAW menjawab, ‘’Boleh, dan pahalanya untukmu.’’
Berdasarkan hadits tersebut, kata Ustadz Farid, maka haji si anak tetap sah, dan pahala hajinya untuk orang tuanya. Menurut ulama Madzhab Maliki, Syafi’i dan Hanbali, hukum haji si anak kecil itu juga sah, namun tetap punya kewajiban untuk mengulanginya setelah dewasa nanti.
Namun demikian, terdapat perbedaan pandangan mengenai sah tidaknya si anak pergi haji ini. Menurut ulama Madzhab Hanafi, haji anak kecil itu tidak sah, sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah.
Rasulullah SAW bersabda, ‘’Ada tiga orang yang tidak dikenakan hukum, yaitu orang tidur sampai ia bangun, anak kecil sampai ia bermimpi (dewasa) dan orang yang gila hingga ia sembuh.’’ Berdasarkan hadits ini, maka Imam At-Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah berpendapat, haji anak kecil itu tidak sah.
Namun demikian, jumhur ulama menyatakan, haji anak kecil itu tetap sah, dan hukumnya sunnah, namun belum menggugurkan kewajibannya untuk melaksanakan haji setelah dewasa nanti.
Bagaimana apabila orang tuanya yang memiliki nazar untuk mengajak anak-anaknya (belum baligh) untuk mereka apabila diberi memiliki kemampuan materi (khususnya)? Kiai Muchtarullah maupun Ustadz Farid menyatakan, nazar orang tuanya tidak menggugurkan kewajiban si anak untuk berhaji lagi apabila dewasa nanti. Sementara itu, mengenai nazar (kewajiban) orang tuanya itu, kata Kiai Muchtarullah, si anak tetap tidak berkewajiban untuk memenuhi nazar orang tuanya. Hal ini sejalan dengan pendapat para ulama Hanafi yang menyatakan, bahwa nazar orang tuanya untuk menghajikan anaknya tidak wajib dipenuhi, sebab anak kecil itu belum dibebani hukumnya.
‘’Nazar mengajak anak-anaknya yang belum dewasa untuk berhaji itu harus dipenuhi. Hanya saja, karena si anak tidak berkewajiban untuk melaksanakan haji karena belum baligh, maka orang tuanya wajib membayar denda (kafarat),’’ jelas Ketua MUI Provinsi Riau ini. ‘’Si orang tua berkewajiban memberi makan (kafarat) sebanyak 10 orang miskin,’’ kata Ustadz Farid. [infokito]
Wallahua’lam
***Harian Umum Republika; Jumat, 25 Januari 2008

Senin, 25 Agustus 2008

MAKAM RASULULLAH SAW


1-Setelah selesai melaksanakan salat Tahiyatul mesjid, penziarah terus menuju ke kamar mulia dan berdiri menghadap kubur Rasulullah saw. sambil memberikan salam,
السلام عليك يا رسول الله، السلام عليك يا حبيب الله، السلام عليك يا خير خلق الله، أشهد أنك بلغت الرسالة وأديت الأمانة، ونصحت للأمة وجاهدت في سبيل الله حتى أتاك اليقينArtinya, " Salam sejahtera buatmu wahai Rasulullah saw, salam sejahtera buatmu wahai kekasih Allah, salam sejahtera buatmu wahai sebaik-baik makhluk. Aku bersaksai bahwa engkau telah menyampaikan risalah Islam, engkau telah melaksanakan amanat, engkau telah menasehati ummat dan engkau telah berjihad di jalan Allah sampai datangnya kematian."
Kemudian bergerak selangkah ke kanan dan mengucapkan salam kepada Abu Bakar Siddiq ra.,
السلام عليك يا أبا بكر، السلام عليك يا ثاني اثنين إذ هما في الغار، السلام عليك يا خليفة رسول اللهArtinya, " Salam sejahtera buatmu wahai Abu Bakar, salam sejahtera buatmu wahai Pendamping Rasulullah saw. ketika kamu berdua di gua Tsur, salam sejahtera buatmu wahai Khalifah Rasulullah saw. "
Kemudian bergerak selangkah ke kanan dan mengucapkan salam kepada Umar bin Khatab Al Faruq ra.,
السلام عليك يا أمير المؤمينين، السلام عليك يا أبا حفص، السلام عليك يا غلق الفتنةArtinya, " Salam sejahtera buatmu wahai Amirul Mukminin, salam sejahtera buatmu wahai Abu Hafsh, salam sejahtera buatmu wahai Pembendung Fitnah. "
Kemudian menghadap kiblat dan kamar mulia baginda berada di belakang sambil berjalan meninggalkan tempat tersebut untuk para penziarah lainnya dan berdoa kepada Allah dengan doa apapun baik perkara dunia atau perkara akhirat.
----->

PERLUASAN MASJIDIL HARAM


Jakarta (MCH). Menteri haji kerajaan Aab Saudi Dr. Fuad Abdussalam Farsi menyatakan bahwa dengan perluasan Masjidil Haram yang mengharuskan bongkar sekitar 1.000 pemondokan -termasuk sejumlah hotel- di Mekah membuat kelangkaan pemondokan di kotasuci itu.Sebab, menurut Farsi, pihanya sudah menghitung sebelum membongkarnya. "Dari lisensi pemondokan yang kami keluarkan tak menunjukkan hal itu. Semua tercukupi," katanya. "Dari data yang ada dengan pembongkaran itu tak ada dampak negarif yang terlihat untuk akomodasi jemaah," kata Farsi usai melakukan kunjungan ke beberaa muassasah.Sementara itu, pemberian lisensi pemondokan jemaah haji di Madinah diberi batas waktu hingga akhir September, atau akhir Ramadhan tahun 1429 Hirjiyah mendatang. Dalam rangka inspeksi kesiapan haji itu Farsi akan mengunjungi Muassash haji Eropah, Amerika, Turki, Australia, dan Iran.

JABAL UHUD




ZIARAH MADINAH



Tanah Haram Madinah Dan Batas-Batasnya
Rasulullah saw. membuat kota Madinah sebagai tanah haram, sebagaimana Ibrahim a.s. membuat kota Mekah menjadi tanah haram. Rasulullah saw. bersabda, "Kota Madinah yaitu daerah antara dua kawasan berbatu hitam adalah tanah haram."Batas-batas Kota Madinah
1.
Daerah antara dua Labah (labatani/lahar). Yang dimaksud dengan Labatani ialah dua harrah (harratani/dua kawasan berbatu hitam); yaitu, Bagian Timur yang dahulu dikenal dengan nama Harrah Waqim, dan di Bagian Barat yang dahulu dikenal dengan Harrah Wabarah.
2.
Pengharaman daerah antara dua kawasan berbatu hitam dan tiga lembah, yaitu jama' Tadharu`, jama' Ummu Khalid dan jama' Aqil atau Aqir, yaitu pegunungan yang membentang dari lembah Aqiq sebelah Barat sampai ke sumur Urwah (dekat Universitas Islam Madinah).
3.
Pengharaman daerah antara Tsur dan Ir.
*
Tsur adalah bukit kecil yang terletak di belakang gunung Uhud, berwarna merah. Di belakang bukit ini sekarang terdapat jalan ke arah Pelabuhan Udara.
*
Ir adalah gunung hitam yang besar yang mengarah ke Barat Daya dari Zulhulaifah (Bir Ali). Pada lereng sebelah Baratnya melintas jalan Hijrah yang merupakan jalur cepat.
Keutamaan Madinah
a.
Madinah adalah daerah yang paling dicintai oleh Allah Taala. Ia adalah tempat hijrah utusan-Nya, Muhammad saw, tempat tidur beliau, keluarganya, tetangganya dan Ansharnya. Ia adalah rumah iman dan ke sanalah iman dapat bertahan pada akhir zaman. Dan pada pintu masuknya terdapat malaikat yang menjaga. Tidak akan dimasuki oleh Dajjal dan penyakit thaun. Ia adalah negeri terakhir di dunia yang hancur. Ia adalah tempat turunnya wahyu. Hampir tidak ada tempat di Madinah kecuali di sana diturunkan wahyu atau keluar hadis nabi.
b.
Barangsiapa yang ingin berbuat buruk, maka Allah akan melarutkannya sebagaimana larutnya garam di air. Ia terhindar dari kejahatan. Rasulullah saw. bersabda,
اللهم حبب إلينا المدينة كحبنا لمكة أو أشد Artinya, " Ya Allah! Tumbuhkanlah kecintaan kami kepada Madinah seperti cinta kami kepada Mekah atau lebih dari itu. "
اللهم اجعل بالمدينة ضعفي ما جعلت بمكة من البرك Artinya, " Ya Allah! Jadikanlah keberkahan kota Madinah berlipat dari keberkahan yang Engkau turunkan di Mekah. "
اللهم بارك لنا في مدينتنا، اللهم بارك لنا في صاعنا، اللهم بارك لنا في مدنا، اللهم اجعل مع البركة بركتين.Artinya, " Ya Allah! Berkahilah kami di kota Madinah kami. Ya Allah! Berkahilah kami pada rezki kami. Ya Allah! Berkahilah kami pada makanan kami. Ya Allah! Jadikanlah satu keberkahan menjadi dua keberkahan. "
من استطاع أن يموت بالمدينة فليمت فإني أشفع لمن يموت بها Artinya, " Barangsiapa yang mampu untuk meninggal di Madinah, maka meninggallah di sana karena sesungguhnya aku akan memberi syafaat kepada orang yang meninggal di sana. "

Sabtu, 16 Agustus 2008

KISAH PERJALANAN HAJIKU TAHUN 2007

Kamis 14 des 2007 kami beserta KBIH Takhobar masuk asrama haji Sukolilo Surabaya.Disana menginap semalam untuk pemeriksaan administrasi dan koper untuk masuk pesawat.Besoknya kami diangkut ke Bandara Juanda dan langsung naik pesawat Saudi airlines,dengan kondisi sudah berpakaian ihram karena akan ambil miqot di Qarnul Manazil.(melewati daerah itu setelah mengudara 7 jam sebelum beberapa jam lagi mendarat di jedah).jadi kami niat umroh diatas pesawat.Suasana benar-benar syahdu, sambil tak henti-hentinya di kumandangkan bacaan talbiyah sampai akhirnya tiba mendarat di bandara Jeddah.Subhanallah dibandara ternyata kami tidak bisa segera diangkut bis, tapi harus menunggu dulu 7 jam.baru bisa diangkut ke hotel di mekah.Dua jam kami naik bis,akhirnya sampai di Hotel,badan yang sudah letih ternyata tidak bisa segera istirahat karena kami harus segera Thawaf,Sai,Tahalul(rangkaian Umrah).Memang saya juga sudah tidak sabar ingin segera menuju ka'bah.namun ternyata jarak hotel ke sana 25 km(45 menit jalan kaki).Sepanjang jalan kami terus bertalbiyah sampai akhirnya tak kuasa lagi saya membendung air mata yang deras mengalir melihat keagungan ka'bah yang dikelilingi masjidil haram.Subhanallah saya tertegun dan berurai air mata terus selama prosesi umroh.Dan memang hari itu merupakan puncaknya kepadatan lautan manusia di depan ka'bah, jadi saya harus berusaha menjaga posisi supaya aman tidak terseret atau terinjak orang.kasihan memang orang yang sudah sepuh-sepuh banyak yang terinjak-injak dan meninggal disana.Disana setiap melakukan shalat wajib mesti diiringi ada shalat jenazah,karena setiap saat banyak jenazah yang harus dishalatkan.
Tanggal 17 desember 2007, kami menuju MINA, kemudian dilanjutkan ke Arofah untuk melaksanakan Wukuf.Disana kita perbanyak mohon ampun dan taubat serta bermuhasabah atas perjalanan hidup kita selama ini.Bermacam-macam tingkah orang,kami duduk beralaskan tikar dan dibimbing ustadz membacakan do'a wukuf.Allahu Akbar!! saya sudah tidak kuat membendung air mata dan teringat akan kelalaian selama ini.Prosesi haji memang seperti ibarat kehidupan diakhirat,masing2 orang disibukkan dengan urusan masing2.Malamnya kami diangkut kembali ke tenda di MINA.Rencananya 4 hari kedepan kami akan melempar jumroh. Lempar jumrah ini dilakukan tiap hari dan harus berjalan 7 km.jadi bisa dibayangkan betapa pegalnya kaki ini setiap hari jalan minimal 14 km.Alhamdulillah kami kuat.Dan hari terakhir kami diberitahu kembali kemekah dengan jalan kaki 2 km dari tempat lempar jumrah, tapi ternyata masyaAllah 18 km.
Dua hari terakhir dimekah saya jatuh sakit diduga karena minum obat penahan haid,dosisnya terlalu tinggi.Hari terakhir di mekkah kami melakukan Thawaf wada.Dengan kondisi tubuh yang masih sakit,saya coba kuatkan dan sedih banget harus meninggalkan masjidil haram.Alhamdulillah bisa menyelesaikan 7 putaran Thawaf.dan bisa memegang dan menciup ka'bah.
Sore itu kami langsung berangkat menuju MADINAH.perjalanan 7 jam dengan Bis.
Di Madinah udara sangat dingin(6 derajat C).jadi setiap mau ke masjid harus pakai jaket tebal dan masker.Subhanallah masjid NABAWI ini indah sekali.
Setiap hari kami beribadah disana. Disini ada perjuangan untuk bisa masuk ke RAUDHOH. saya harus berjuang memasukinya berebut dengan ratusan orang yang sama2 ingin masuk kesana tapi karena ruangannya sempit jadi rela harus giliran.Alhamdulillah saya bisa masuk beberapa kali.Ah terlalu banyak pengalaman spiritual saya disana. yang jelas saya selalu rindu untuk bisa kesana lagi.amin ya Allah.

KA'BAH

KUNJUNGAN KETEMPAT PEMBUATAN KISWAH KA'BAH DI MAKKAH




Ka'bah merupakan kiblat sholat umat Islam.Ka'bah yang berbentuk kubus ini merupakan bangunan utama di atas bumi yang digunakan utk menyembah Allah SWT.Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al Qur'an, Surat Ali Imran ayat 90, yang artinya :"Sesungguhnya permulaan rumah yang dibuat manusia untuk tempat beribadah adalah rumah yang di Bakkah (Mekah), yang dilimpahi berkah dan petunjuk bagi alam semesta"Ka'bah disebut juga Baitullah (Rumah Allah) atau Baitul 'Atiq (Rumah Kemerdekaan). Dibangun berupa tembok segi empat yang terbuat dari batu-batu besar yang berasal dari gunung-gunung di sekitar Mekah. Baitullah ini dibangun di atas dasar fondasi yang kokoh.Dinding-dinding sisi Ka'bah ini diberi nama khusus yang ditentukan berdasarkan nama negeri ke arah mana dinding itu menghadap. terkecuali satu dinding yang diberi nama "Rukun Hajar Aswad".Adapun keempat dinding atau sudut (rukun) tersebut adalah :- Sebelah Utara Rukun Iraqi (Irak)- Sebelah Barat Rukum Syam (Suriah)- Sebelah Selatan Rukun Yamani (Yaman)- Sebelah Timur Rukun Aswad (Hajar Aswad).Keempat sisi Ka'bah ditutup dengan selubung yang dinamakan Kiswah. Sejak zaman nabi Ismail, Ka'bah sudah diberi penutup berupa Kiswah ini.Saat ini Kiswah tersebut terbuat dari sutra asli dan dilengkapi dengan kaligrafi dari benang emas.Dalam satu tahun Ka'bah ini dicuci dua kali, yaitu pada awal bulan Dzul Hijjah dan awal bulan Sya'ban. Kiswah diganti sekali dalam setahun.

MINA




Mina merupakan lokasi di Tanah Haram Makkah (Tanah yang diharamkan bagi orang selain Muslim). Mina didatangi oleh jamaah haji pada tanggal 8 Dzulhijah atau sehari sebelum wukuf di Arafah. Jamaah haji tinggal disini sehari semalam sehingga dapat melakukan sholat Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya dan Subuh. Kemudian setelah sholat Subuh tanggal 9 Dzulhijah, jamaah haji berangkat ke Arafah. Amalan seperti ini dilakukan Rasulullah SAW saat berhaji dan hukumnya sunnah. Artinya tanggal 9 Dzulhijah sebelum ke Arafah, tidak wajib bermalam di Mina.Jamaah haji datang lagi ke Mina setelah selesai melaksanakan Wukuf di Arafah. Jamaah haji ke Mina lagi karena para jamaah haji akan melempar jumroh. Di Mina ini, pada malam hari tidur dan pada siang hari melempar jumroh. Yaitu tanggal 10,11,12 Dzulhijah bagi jamaah haji yang melaksanakan Nafar Awal atau tanggal 10,11,12,13 dzulhijah bagi jamaah yang melaksanakan Nafar Tsani.Untuk tanggal di atas, amalan bermalam dan melempar jumroh merupakan amalan wajib haji (yang jika tidak dilakukan, harus membayar dam atau denda).Pada hari-hari biasa di Mina kosong tidak berpenduduk, walaupun terlihat bangunan permanen. Namun pada tanggal 10 Dzulhijah dan beberapa hari sebelumnya dipadati para jamaah haji.Tanah di Mina tidak boleh dimiliki oleh perorangan, yang boleh adalah menempati untuk keperluan ibadah saja.Sesuai dengan riwayat isteri nabi, Aisyah , "Ya Rasullullah SAW, perlukah kami buatkan di Mina untuk anda berteduh?" , rasul menjawab ,"Jangan, sesungguhnya Mina adalah tempat duduk orang yang lebih dahulu datang".Tempat atau lokasi melempar jumroh terdapat di Mina, yaitu Jumrah Aqabah, Jumrah Wusta dan Jumrah Ula. Mina juga merupakan tempat atau lokasi penyembelihan binatang kurban. Di Mina ada mesjid Khaif, merupakan masjid dimana Rasulullah SAW melakukan shalat dan khutbah ketika berada di Mina saat melaksanakan ibadah Haji.

Persiapan dan antisipasi menghadapi musim dingin






Antisipasi yang harus dilakukan jamaah haji untuk menghadapi musim dingin di Arab Saudi, meliputi :

A. Persiapan di Tanah Air

1. Melaksanakan pemeriksaan kesehatan di Puskesmas/Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat, sehingga dapat diketahui status kesehatannya.
2. Bagi calon jamaah haji yang sehat hendaknya membina dan memelihara kesehatannya.
3. Bagi calon jamaah haji yang mempunyai penyakit (risiko tinggi) harus berobat dan mengikuti anjuran dokter agar penyakit yang diderita terkontrol/lebih ringan.
4. Mengkonsumsi makanan yang cukup mengandung nutrien (zat gizi) sesuai dengan status kesehatannya.
5. Melakukan latihan kebugaran jasmani disesuaikan dengan status kesehatan masing-masing untuk peningkatan kualitas fisiknya.
6. Mempersiapkan perlengkapan untuk dibawa ke Arab Saudi, seperti jaket/pakaian hangat, kain ihram (bagi pria) yang tebal, selimut, krem pelembab kulit dan lain-lain.
7. Membawa obat-obatan yang biasa digunakan/diperlukan sesuai dengan kondisi/ penyakit masing-masing.

B. Di Pesawat

1. Selalu menjaga kesehatan.
2. Mengikuti anjuran sesuai dalam penyuluhan kesehatan.
3. Segera menghubungi petugas kesehatan bila ada keluhan.

C. Di Arab Saudi

1. Selalu menjaga kesehatan masing-masing secara optimal.
2. Biasakan selalu minum dengan takaran sebanyak 1 gelas (300 cc) setiap satu jam, walaupun tidak terasa haus atau total minuman lebih kurang 5-6 liter sehari.
3. Membiasakan diri meng konsumsi makanan yang berasal dari daging, hati, sayur-sayuran, buah-buahan (jeruk, apel, pisang, pear, melon, semangka dll) dan minum susu setiap hari sehingga memenuhi pola makanan 4 sehat 5 sempurna.
4. Bagi jamaah haji Risti agar mengkonsumsi makanan yang memenuhi kebutuhan/ zat gizi, dianjurkan sesuai kondisi/ penyakit yang diderita.
5. Biasakan mengkonsumsi makanan dan minuman dalam keadaan masih hangat.
6. Hindari tubuh dari terpaan udara.
7. Cukup istirahat dan tidur lebih kurang 6-8 jam sehari serta selalu menggunakan selimut pada waktu tidur.
8. Memakai pakaian yang sopan, rapi dan tebal serta dapat meredam pengeluaran panas dan dapat melindungi tubuh dari serangan cuaca dingin.
9. Batasi kegiatan-kegiatan yang tidak perlu atau tidak ada hubungannya dengan kegiatan ibadah haji agar tubuh tetap sehat.
10. Apabila ada gejala atau terasa sakit segera konsultasi atau berobat kepada dokter kloter atau petugas BPHI.

Pemondokan Jemaah Haji Bisa Berjarak 7 Kilometer


Jakarta (MCH). Kesulitan mendapat tempat pemondokan jemaah haji di Mekah terkait dengan perluasan Masjidil Haram yang berdampak dirobohkannya sekitar 950 perumahan dan hotel di kawasan Syamiyah, mulai berdampak pada jemaah haji Indonesia.Hal ini dinyatakan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Departemen Agama RI Drs. H, Slamet Riyanto, Msi yang menyatakan di depan peserta orientasi wartawan di Hotel Sahid Yogyakarta Sabtu, 28 Juni sore hari ini.Dikatakan Slamet bahwa pemerintah RI telah berhasil mendapatkan tempat pemondokan di ring satu untuk 16% jemaah haji Indonesia. "Jumlah itu adalah 32.000 jemaah haji. Dan itu sudah prestasi besar. Sebab, Malaysia yang jumlah jemaahnya 25.000 tak terpusat di suatu tempat," katanya.Diakui Slamet mencari tempat sisa untuk 84% sisanya cukup sulit. "Saya berharap jemaah biar jauh tidak apa-apa tapi masih bisa diakses jalan kaki," katanya. Sebab, jika mengandalkan bus kadangkala tidak efektif sebab terkendala kemacetan dan ditutupkan jalan menuju Masjidil Haram pada saat puncak musim haji.Bahkan, untuk mendapatkan tempat yang jaraknya sejauh 7.000 meter atau 7 kilometer juga tak semudah yang diperkirakan. "Untuk mendapatkan tempat berjarak 7 kolometer itu kita harus berkelahi dengan orang India," katanya.Untuk kita ketahui pagu pemondokan jemaah haji Indonesia di Mekah adalah 2.000 Riyal dan Madinah 500 Riyal. Untuk ring satu tidak ada pengembalian. Sementara untuk pemondokan jauh akan diberikan pengembalian sesuai zona pemondokannya.

AGAR IBADAH HAJI DITERIMA

By Ulis Tofa, LcOn 24 Nopember 2007 @ 13:18 In Fiqh Islam
Ibadah haji merupakan puncak peribadatan seorang muslim sebagai penunaian rukun Islam yang ke lima. Ulama menganalogikan haji sebagai pagar bagi sebuah bangunan, dimana berfungsi untuk menjaga dan memperindah bangunan tersebut. Namanya juga pagar, boleh jadi harus dibuat, jika mampu, namun jiga tidak mampu, ya tidak apa-apa.
Berbeda dengan rukun Islam yang lain. Syahadat diibaratkan dengan pondasi, dan karenanya harus kuat. Shalat lima waktu ibarat tiang, yang juga harus kokoh. Puasa ibarat dinding, yang juga harus berdiri kuat. Dan zakat merupakan atap, dimana berfungsi untuk mengayomi isi bangunan.
Ibadah haji, hanya dilaksanakan bagi mereka yang sudah mampu. Allah swt berfirman, “Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim. Barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia. Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya (Tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” QS. Ali Imran : 97.
Yang dimaksud dengan sanggung atau mampu di sini yaitu sanggup mendapatkan perbekalan, alat transportasi, sehat jasmani dan perjalananpun aman.
Semua orang mendambakan bangunan rumahnya memiliki pagar yang menarik dan rapi. Begitu juga setiap muslim pasti merindukan berziarah ke Baitullah Al Haram. Kita berdo’a agar Allah swt memudahkan kita untuk berziarah ke rumah-Nya. Berziarah tidak hanya untuk menunaikan ibadah haji, namun bisa umrah, ziarah makam Nabiyullah Muhammad saw. para sahabatnya dan napak tilas sejarah dari masa ke masa. “Ya Allah, Mudahkanlah bagi kami berziarah ke rumah-Mu yang mulya dan berziarah ke makam nabi-Mu yang Engkau Mulyakan.”
Persiapan Haji
Pertama, Biaya yang Halal.
Satu-satunya ibadah yang membutuhkan biaya tinggi, paling tidak untuk muslim Indonesia adalah ibadah haji. Kurang-lebih lima puluh juta harus disiapkan untuk biaya ibadah haji. Dana yang besar itu harus dihasilkan dari sumber yang halal. Dalam sebuah hadits sahih diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah Maha Baik, Dia tidak menerima sesuatu (amalan) kecuali dari sumber yang baik.” HR. Muslim (Sahih Muslim, Jilid 5, Hal. 192).
Seseorang yang menunaikan ibadah haji dari sumber biaya yang haram, maka ketika ia menyeru, “Labbaikallahumma labbaik, Aku penuhi panggilan-mu Ya Allah.” Maka Allah swt langsung menolaknya, “Tidak ada kata selamat datang bagimu, tidak ada sambutan kebaikan bagimu.” Wal iyadzubillah.
Ada kisah menarik di zaman nabiyullah Musa alaihissalam, dimana ketika itu kaumnya sedang dilanda paceklik dan kemarau panjang. Maka nabiyullah Musa mengumpulkan kaumnya bersama-sama untuk beristighatsah, memohon kepada Allah swt agar segera diturunkan hujan. Serentak mereka menengadahkan tangan berseru, namun dijawab Malaikat dengan suara lantang, “Tidak aka dikabulkan do’a-do’a kalian, sampai salah seorang di antara kalian keluar dari barisan, karena ia telah memakan harta yang haram. Nabiyullah Musa tidak berani dan tidak mengetahui siapa yang dimaskud. Dan orang yang merasa sumber masalahpun tidak berani keluar dari barisan sehingga semua orang pasti akan mengetahui kejelekannya. Mereka berdo’a berulang-ulang, dan disambut jawaban yang sama dari Malaikat. Sampai akhirnya orang yang memakan barang haram menjerit hatinya, menyesal gara-gara ia semua jadi susah. Ia bertaubat dengan sungguh-sungguh. Seketika itu Allah swt menurunkan hujan.”
Kedua, Ikhlas karena Allah swt Semata
Menunaikan haji bukan karena malu dengan orang lain, seperti seorang atasan berangkat haji karena bawahannya sudah berhaji. Atau ingin dipanggil dengan gelar ”pak haji”. Atau menjadi bukti status sosial di masyarakat. Tidak karena itu, munanaikan haji hanya dilandasi oleh ketulusan dan keridhoan Allah swt semata sebagai wujud penghambaan kepada-Nya.
Seseorang yang berangkat haji dengan niat ikhlas, akan di kabulkan do’anya ketika berdo’a, diberi ampun ketika beristighfar. Rasulullah saw bersabda diriwayatkan dari Abu Hurairah, ”Orang-orang yang menunaikan ibadah haji dan umrah adalah tamu-tamu Allah. Jika mereka berdoa, pasti akan dikabulkan. Jika mereka minta ampun, pasti diampuni.” HR. Ibnu Majah (Sunan Ibnu Majah, Jilid 8, Hal. 439).
Ketiga, Berbekal Taqwa
Allah swt berfirman dalam rangkaian ibadah haji agar membekali diri dengan taqwa, yaitu sikap siap taat terhadap apa yang Allah swt perintahkan dan Rasul-Nya kerjakan serta siap meninggalkan segala apa yang Allah swt larang dan Rasul-Nya jahui. Ketika malaksanakan ibadah haji. ”Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal.” QS. Al Baqarah : 197.
Termasuk bekal di sini adalah bekal materi sehingga di tanah Suci tidak kehabisan bekal dan akhirnya meminta-minta.
Keempat, Menguasai Ilmu tentang Ibadah Haji
Para ulama ushul sepakat bahwa ilmu itu lebih penting dan didahulukan dari pada amal perbuatan. Karena amal perbuatan yang tidak didasari ilmu pengetahuan, selain tidak akan diterima justru mengarah pada membuat-buat hal yang baru yang dilarang agama.
Ilmu yang harus diketahui seputar haji adalah yang berkaitan dengan rukun haji, dimana rukun haji bila tidak dilaksanakan hajinya menjadi tidak sah.
Adapun rukun haji adalah sebagai berikut :
1. Ihram, yaitu mengenakan pakaian ihram dengan niat untuk haji atau umroh di miqat makani.
2. Wukuf di Arafah, yaitu berdiam diri, berdzikir, berdo’a, beristghfar di padang Arafah pada tanggal 9 Dzul Hijjah.
3. Thawah Ifadhah, yaitu mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali, dilakukan sesudah melontar jumrah Aqabah pada tanggal 1o Dzul Hijjah.
4. Sa’i, yaitu berjalan atau berlari-lari kecil antara shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali, dilakukan sesudah Thawaf Ifadhah.
5. Tahallul, yaitu bercukur atau menggunting rambut sesudah selesai melaksanakan sa’i.
6. Tertib, yaitu mengerjakannya sesuai dengan urutannya serta tidak ada yang tertinggal.
Yang juga diketahui adalah Wajib Haji, Adalah rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam ibadah haji sebagai pelengkap Rukun Haji, yang jika tidak dikerjakan harus membayar dam (denda). Yang termasuk wajib haji adalah :
1. Niat Ihram, untuk haji dan umrah dari Miqat Makani, dilakukan setelah berpakaian ihram.
2. Mabit (bermalam) di Muzdalifah pada tanggal 9 Dzulhijjah (dalam perjalanan dari Arafah ke Mina).
3. Melontar Jumrah Aqabah pada tanggal 10 Dzulhijjah.
4. Mabit di Mina pada hari Tasyrik (Tanggal 11,12,13 Dzulhijjah).
5. Melontar Jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah pada hari Tasyrik.
6. Thawah Wada’, yaitu melakukan perpisahan sebelum meninggalkan kota Makkah.
7. Meninggalkan perbuatan yang dilarang waktu ihram, seperti memakai wangi-wangian, menyisir, menggunting kuku atau rambut, berpakaian berjahit.
Kelima, Mengetahu Ilmu tentang Safar
Ibadah haji atau umrah adalah ibadah yang memakan waktu panjang dan tempat yang jauh. Berarti terkait dengan safar atau perjalanan. Dalam fiqh orang yang sedang mengadakan perjalanan mendapatkan dispensasi-dispensasi dari Allah swt, seperti bertayamum, shalat di jama’ atau digabung, shalat di qashar atau di perpendek menjadi dua rekaat.
Disinilah apresiasi agama Islam yang begitu besar terhadap ibadah ini, selain dispensasi diatas, ternyata safar itu sendiri menjadi ibadah yang berdiri sendiri, sehingga kita disunnahkan untuk berdoa ketika akan berangkat, mendo’akan dan dido’akan.
Bahkan do’a yang tidak akan tertolak adalah do’a yang dilaksanakan pada saat sedang dalam safar.
Ketika Di Tanah Suci
Pada dasarnya ibadah haji itu membutuhkan waktu lima hari saja, terhitung sejak tanggal 9 Dzulhijjah sampai 13 Dzulhijjah, inilah yang terkait dengan rukun haji. Tidak ada bacaan-bacaan khusus atau do’a-do’a khusus dalam praktek ibadah haji. Do’a yang masyhur dilantunkan adalah do’a sapu jagat, ”Rabbana aatina fiddunya hasanah wafilaakhirati hasanah waqina adzabannar.”
Hal-hal yang harus dihindari ketika melaksanakan ibadah haji di antaranya: berkata tidak senonoh atau yang mengundang syahwat, bersetubuh, berbuat fasik atau dosa, bertengkar. Allah swt berfimran:
”(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats (Kata-kata yang menimbulkan birahi atau bersetubuh), berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya.” QS. Al Baqarah : 197
Ibadah haji lebih banyak berkaitan dengan fisik. Mengelilingi Ka’bah, lari-lari kecil, melempar jumrah, wukuf di terik matahari di padang Arafah. Semuanya membutuhkan fisik yang sehat dan prima.
Hal lain yang harus dikuatkan adalah kesabaran, memaafkan, mendahulukan saudara, menolong sesama. Bisa dibayangkan lebih dari dua ratus juta manusia berkumpul di satu tempat dalam satu waktu.
Sekembali di Tanah Air
Yang jauh lebih berat untuk mempertahankan kemabruran ibadah haji adalah pasca pelaksaannya atau ketika dalam kehidupan sehari-hari. Tanda kemabruran seseorang bisa dilihat dari perubahan pada dirinya. Adakah perubahan menjadi lebih baik dari sebelumnya dan istiqamah dalam ketaatan sampai akhir hidupnya, atau sama saja dengan sebelum menunaikan ibadah haji?.
Haji yang diterima Allah swt adalah haji yang mabrur. Berbahagialah orang yang meraih haji mabrur, sebab haji mabrur tiada balasannya kecuali surga. Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda, ”Haji mabrur tiada balasannya kecuali surga. Dan dari pelaksanaan umrah ke umrah yang lain akan menghapus kesalahan antara keduanya.” HR. Imam Ahmad (Musnad Imam Ahmad, Jilid 15, Hal. 91).
Sudah saatnya umat Islam meluruskan niat, bersungguh-sungguh dalam menunaikan ibadah haji, dan menjaga semangat haji dalam kehidupan sehari-hari, sehingga akan lahir perubahan-perubahan yang sangat signifikan dalam kehidupan pribadi yang otomatis akan berdampak pada kehidupan sosial dan berbangsa.
Bangsa ini sangat berhajat terhadap masyarakat yang berakhlakul karimah, bermoral, memiliki idealisme yang luhur yang bersumber dari keyakinan yang benar, sehingga keberkahan-keberkahan Allah swt akan segera turun di bumi pertiwi yang kita cintai. Allahu a’lam.

SHAFA DAN MARWA


Shafa dan Marwah merupakan dua bukit yang terletak dekat dengan Ka'bah.Sejarah Shafa - Marwah tidak dapat dipisahkan dengan isteri Nabi Ibrahim AS, yaitu Siti Hajar dan putranya Ismail AS. Sewaktu Ismail dan Ibunya hanya berdua dan kehabisan air untuk minum di lembah pasir dan bukit yang tandus, Siti Hajar pergi mencari air pulang pergi dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah sebanyak 7 kali. Saat kali ketujuh (terakhir). Ketika sampai di Marwah, tiba-tiba terdengar oleh Siti Hajar suara yang mengejutkan, lalu ia menuju ke arah suara itu. Alangkah terkejutnya, bahwa suara itu ialah suara air memancar dari dalam tanah dengan derasnya. Air itu adalah air Zamzam.

Kamis, 14 Agustus 2008

KEMULIAAN LANGIT ARAFAH DI SAAT WUKUF

Wukuf adalah puncaknya haji. Secara fisik, wukuf Arafah adalah puncak berkumpulnya seluruh jamaah, yang berjumlah jutaan, dari penjuru dunia dalam waktu bersamaan. Secara amaliah, wukuf Arafah mencerminkan puncak penyempurnaan haji kita. Di Arafah inilah Rasulullah menyampaikan khutbahnya yang terkenal dengan nama khutbah wada’ atau khutbah perpisahan, karena tak lama setelah menyampaikan khutbah itu beliaupun wafat. Di saat itu, ayat Al-Qur’an, surat al-Maa’idah ayat 3 turun sebagai pernyataan telah sempurna dan lengkapnya ajaran Islam yang disampaikan Allah SWT melalui Muhammad saw. Firman Allah SWT : “..Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Ku-ridhai Islam itu menjadi agama bagimu….” (al-Maa’idah:3) Arafah merupakan gambaran padang Mahsyar, yang nantinya semua makhluk dikumpulkan disana sebelum melangkah ke surga atau neraka. Kehadiran kita di Arafah memberi arti dan nuansa akhirat dengan Mahsyarnya, sekaligus merenunginya untuk bersiap-siap menghadapi hal itu.Arafah juga merupakan tempat bertemunya Adam dan Hawa setelah beratus tahun saling mencari di muka bumi. Wukuf artinya hadir dan berada di Arafah pada waktu tertentu antara waktu dzuhur dan ashar. Disini masing-masing jamaah dipersilahkan untuk mengkondisikan dirinya berkonsentrasi kepada Allah, melakukan perenungan atas dirinya, apa yang telah dilakukan selama hidupnya, merenungi kebesaran Allah melalui Asmaul Husna-Nya, merenungi hari akhirat. Bentangkan dosa-dosamu di padang Arafah ini, ingatlah satu persatu dosa-dosa yang pernah engkau lakukan, ingatlah betapa waktumu selama ini habis terbuang sia-sia karena lebih banyak digunakan untuk memperindah kehidupan duniamu. Pengakuan yang jujur dan ikhlas, tanpa rasa sombong dan takabur, di hadapan Allah adalah puncak amaliah haji. Itulah Arafah, wukuf kita adalah untuk mendefinisikan hakikat keberadaan kita dihadapan Allah, sekalipun sebenarnya Allah telah mengetahui itu semua.Pandanglah langit Arafah. Renungilah bahwa pada hari yang mulia itu Allah SWT sedang memanggil para malaikatnya berkumpul di langit Arafah, dan membangga-banggakan umatnya yang sedang wukuf di Arafah di hadapan para malaikatnya di langit. Disebutkan dalam hadits qudsi bahwa Allah berfirman bahwa : “ Lihatlah kepada hamba-Ku di Arafah yang lesu dan berdebu. Mereka datang kesini dari penjuru dunia. Mereka datang memohon rahmat-Ku sekalipun mereka tidak melihatku. Mereka minta perlindungan dari azab-Ku, sekalipun mereka tidak melihat Aku”Allah sangat memuliakan hari wukuf di Arafah. Hari itu, Allah mendekat sedekat-dekatnya kepada orang-orang yang wukuf di Arafah untuk mendengarkan ungkapan dan keluhan hati mereka, menatap dari dekat wajah dan perilaku mereka. Nabi Muhammad saw bersabda :“ . . . Ia (Allah) mendekat kepada orang-orang yang di Arafah. Dengan bangga Ia bertanya kepada para malaikat, Apa yang diinginkan oleh orang-orang yang sedang wukuf itu ? “Pada hari itu, Allah senang sekali jika kita berdoa kepada-Nya. Ia mengabulkan semua doa mereka disana, sebagaimana tersebut dalam hadist yang lain :Sabda Rasullullah saw : “Diantara berbagai jenis dosa, ada dosa yang tidak akan tertebus kecuali dengan melakukan wukuf di Arafah” (disinadkan oleh Ja’far bin Muhammad sampai kepada Rasulullah saw).Bahkan Allah murka ketika manusia tidak yakin dosanya diampunkan di Arafah, seperti sabda Rasullullah saw : “Yang paling besar dosanya diantara manusia adalah seseorang yang berwukuf di Arafah lalu berprasangka bahwa Allah tidak memberinya ampun” (Al Khatib dalam kitab Al-Muttafaq wal Muftaraq)Demikian agung dan mulianya hari Arafah ini, meski wukuf hanya beberapa jam saja. Sungguh sangat penting berdoa di Arafah, disaksikan dari dekat oleh Allah SWT dan dibangga-banggakan-Nya kita di depan para malaikatnya. “Hai malaikat-Ku ! Apa balasan (bagi) hamba-Ku ini, ia bertasbih kepada-Ku, ia bertahlil kepada-Ku, ia bertakbir kepada-Ku, ia mengagungkan-Ku, ia mengenali-Ku, ia memuji-Ku, ia bershalawat kepada nabi-Ku. Wahai para malaikat-Ku ! Saksikanlah, bahwasanya Aku telah mengampuninya, Aku memberi syafaat (bantuan) kepadanya. Jika hambaku memintanya tentu akan Kuberikan untuk semua yang wukuf di Arafah ini.”(Sumber : Rahasia Haji, Imam al-Ghozali)

BETAPA TERHORMATNYA KETIKA SESEORANG DIUNDANG MENJADI TAMU ALLAH

Seseorang yang sempat menunaikan ibadah haji ke Baitullah benar-benar merupakan suatu nikmat yang tidak dapat diukur dengan berapa rupiah biaya yang dikeluarkan untuk maksud tersebut. Mengeluarkan biaya untuk keperluan haji akan dinilai Allah SWT setara dengan mengeluarkan biaya untuk Perang Sabil, satu dirham akan menjadi tujuh ratus kali lipat (HR. Ibnu Abi Syaibah, Achmad, Tabrani dan Baihaqi). Masya Allah, hitunglah berapa biaya yang anda keluarkan dan akan diganti Allah sebanyak 700 kali. Benar-benar perdagangan yang maha besar. Berdagang dengan Allah tidak pernah merugi. Bahkan setiap penderitaan dan cobaan yang akan kita alami di tanah suci akan diganjar dengan pahala, karena tidak satupun perbuatan kita yang luput dari penilaian Allah. Masya Allah.Haji adalah jamuan Allah dan orang-orang yang berhaji adalah tamu undangan Allah al-Rahman. Alhamdulillah, menjadi tamu pejabat tinggi saja sangat terhormat rasanya diri kita, apalagi menjadi tamu Allah. Sungguh kita beruntung bisa menjadi tamu Allah, karena hanya atas izin-Nya kita bisa menjadi tamunya. Yang Maha Bijak telah memilih kita diantara milyaran umat manusia yang ada di muka bumi ini untuk menjadi tamu-Nya. Ada ratusan juta orang di muka bumi ini yang lebih kaya dari kita, atau lebih taqwa dari kita, atau lebih terhormat dari diri kita, atau lebih baik akhlaknya, lebih baik ibadahnya, tapi Allah nyatanya memilih kita menjadi salah satu tamu-Nya diantara 3 - 4 juta tamu-Nya di tahun haji kali ini. Bayangkan diri kita sebagai orang hina-dina, miskin dan bodoh, apabila diundang presiden saja kita akan terpesona, apalagi diundang oleh-Nya yang menguasai semua presiden yang ada di muka bumi ini dan menguasai seluruh jagad ini beserta isinya.Alangkah indahnya menjadi tamu Allah bagi yang mau memahami makna haji.Adalah kesempatan terindah dapat berkunjung ke rumah-Nya yang paling mulia di muka bumi ini. Sehingga dapat bertemu dalam dialog dengan Sang Kekasih, membentangkan dosa-dosa yang telah dikerjakan selama ini di hamparan Arafah-Mu, menyesali diri karena membiarkan banyak waktu yang telah berlalu tanpa ibadah kepada Allah. Ya, Allah jangan cabut nyawaku sebelum Engkau sempatkan aku bertobat, izinkan aku duduk di Arafah-Mu untuk memohon ampunan-Mu atas berbagai dosa-dosa besar, kecil, tersembunyi, disengaja atau tak disengaja, dan dosa-dosa yang akan datang sekalipun. Selain menjadi tamu Allah, orang-orang yang mengerjakan haji dan umroh adalah duta-duta Allah. Masya Allah, menjadi duta Allah ? Orang yang diangkat menjadi duta pastilah orang pilihan. Inilah suatu kesempatan dan tidak semua orang mendapat kesempatan tersebut, maka bersyukurlah. Rasa syukur ini hendaknya kita wujudkan dalam bentuk pemanfaatan detik demi detik untuk muraqabah kepada Allah, mengamati kemuliaan Allah dan menyempurnakan setiap proses berhaji itu sendiri.Haji adalah ibadah yang membutuhkan kefahaman dan kesadaran yang tinggi agar dapat merasakan betapa indah dan nikmatnya menjadi tamu Allah. Sebagai tamu Allah tidakkah anda merasa malu bila masih ada maksiat dan kezaliman yang kita lakukan. Jika anda ingin ziarahmu diterima oleh-Nya maka maknailah haji anda, luruskan niat anda secara benar. Tinggalkan segera perbuatan yang dilarang-Nya, sempurnakanlah segala perintah dan larangan-Nya dan periksa lagi kesempurnaan ibadahmu pada 4 rukun Islam lainnya (shahadat, sholat, puasa, zakat). Begitu anda berniat haji, segera siapkan dirimu menuju rumah Allah yang paling mulia ini. Selesaikan segala perkaramu, lunasi hutangmu, hilangkan rasa cintamu pada dunia ini, putuskan keterkaitan hatimu dengan apa yang ada dibelakangmu, hadapkan wajahmu kepada-Nya dengan wajah hatimu sebagaimana kamu menghadapkan wajah lahirmu ke rumah-Nya. Sabda Rasullullah saw :Orang-orang yang sedang berhaji atau berumroh adalah tamu-tamu Allah dan para peziarah rumah-Nya, jika mereka meminta seuatu dari-Nya niscaya Ia akan memberinya. Dan jika mereka memohon ampunan dari-Nya niscaya Ia akan mengampuninya. Dan jika mereka berdoa kepada-Nya niscaya Ia akan mengabulkannya. Dan jika mereka bersyafaat (memintakan sesuatu untuk orang lain) kepada-Nya niscaya Ia akan menerima syafaatnya (Ibn Maja dari Abu Hurairah)(Sumber tulisan oleh H. Jafri Jamil dkk)

HAJI MABRUR DAN TUKANG SEPATU

Diceritakan bahwa di sebuah perkampungan terpencil ada seorang miskin yang bekerja sebagai tukang nyemir sepatu. Walaupun tukang penyemir sepatu dan miskin, semangat dan komitmennya untuk pengabdi kepada Penciptanya sangat besar. Bahkan tidak ketinggalan mengimpikan untuk dapat melaksanakan ibadah haji di suatu hari.Untuk mewujudkan mimpi itu, disisihkanlah penghasilannya dari ke hari, bulan ke bulan, bahkan dari tahun ke tahun. Kalaulah seandainya bukan karena iman dan tawakkal yang tinggi, pastilah hamba Allah ini patah semangat, sebab uang yang dikumpulkan itu tidak pernah mencukupi biaya haji yang dibuthkan. Namun didukung oleh semangat penuh dan kerja keras, hingga suatu ketika dirasa bahwa bekal untuk berhaji telah mencukupi.Segala persiapan pun dilakukan. Niat telah bulat, perbekalan ada di tangan. Kini tinggal memulai perjalanan itu. Hati hamba ini bersuka ria tiada habis memuji kebesaran Ilahi. Dan tibalah masa untuk memulai perjalanan itu. Tiba-tiba di saat akan meninggalkan rumahnya terdengar kabar bahwa tetangganya terjatuh sakit dan memerlukan bantuan keuangan untuk pengobatan.Sang hamba itupun mengalihkan langkah kakinya menuju kediaman tetangga itu. Di lihatnya tetangganya tergeletak lemah, merintih menahan sakit dan berharap jika ada yang berkenan membantunya untuk meringankan bebannya itu. Diapun dengan ikhlas dan tekad karena mencari ridha Allah SWT memberikan bekal perjalanan hajinya kepada tetangga dengan harapan Allah memberikan keringanan bagi penderitaannya.Singkatnya, sang hamba itu gagallah berangkat ke tanah suci. Sebuah ambisi pribadi pengabdian kepada Rabbnya yang telah lama diidamkan. Namun dalam hatinya dia puas karena mampu memberikan secercah harapan dan ketenangan kepada tetangga yang tergeletak lemah dan tak berdaya itu.Dari kota terdekat dari kampung tukang sepatu ini juga ternyata ada beberapa orang yang menunaikan haji pada tahun yang sama. Bahkan beberapa di antaranya berangkat menunaikan ibadah haji untuk ke sekian kalinya.Singkat cerita, tibalah masa wukuf di Arafah. Sang hamba yang gagal berangkat haji itu kembali menggeluti pekerjaan hari-harinya dengan penuh ikhlas. Gembira dalam setiap saat bersama ridha Tuhannya. Hatinya seolah bernyanyi ria dalam genggaman rahasia Ilahi. Bergerak mengikuti hempasan ombak takdir kekuasaanNya. Gerakan-gerakan tangannya selalu teriringi oleh pujian dan tasbih kepada sang Khaliq, Pencipta alam semesta.Sementara itu, manusia di padang Arafah hanyut dalam kekhusyu’an ibadah mereka. Terdengar lafaz-lafaz dzikrullah dan pujian dalam AsmaNya. Siang yang terik itu menjadikan sebagian para haji tertidur diirngi tasbih dan kekhusyu’anSalah seorang dari jama’ah yang berada di padang Arafah itu adalah seorang saudagar kaya dan terpandang dari sebuah kota dekat perkampungan hamba Allah yang miskin tadi. Sang saudagar ini tertidur pulas di tengah-tengah kekhusyu’an manusia memuja Rabb mereka. Dalam tidurnya itu, sang saudagar ini bermimpi ketemu dengan Rasulullah SAW.Beliaupun tidak menyia-nyiakan kesempatan itu bertanya kepada Rasulullah SAW: “Wahai Rasulullah, siapakah di antara hamba-hamba Allah yang menunaikan ibadah haji tahun ini yang diterima sebagai haji mabrur?”Rasulullah kemudian menjawab dengan tersenyum ramah: “Si fulan, seraya menyebutkan nama sang hamba miskin itu”.Saudagar itu terkejut dan ingin tahu siapa gerangan dia yang beruntung itu. Maka beliaupun menyambung pertanyaannya: “wahai Rasulullah, siapa gerangan dia dan berasal dari mana?”Rasulullah kembali menjawab dengan ramah: “Dia adalah seorang hamba Allah dari perkampungan fulan, seraya menyebutkan nama kampugnya”.Mendengarkan itu, saudagar itu terkejut dan hampir tidak percaya. Mana mungkin, pikirnya, ada seseorang yang pergi haji dari kampung itu. Semua penduduknya adalah miskin. Penghasilannya tidak mungkin mencukupi untuk seseorang bisa menunaikan ibadah haji. Pergolakan batin sang haji itu yang setengah percaya dan tidak menjadikannya terbangun.Setelah menunaikan ibadah hajinya, saudagar itu segera kembali ke kotanya. Keinginannya sangat besar untuk tahu siapa gerangan orang yang mendapatkan haji mabrur dari perkampungan yang disebutkan itu. Ditelusurinya kampung itu, tapi tak seorang pun mengaku melakukan ibadah haji. Lalu dia teringat nama yang disebutkan oleh Rasulullah SAW tadi, maka dicarinya orang itu. Ternyata dia hanyalah seorang tukang semir sepatu yang miskin.Saudagar itu pun meminta sang penyemir itu menceritakan perihal dirinya, dan sampai Rasulullah SAW menjamin baginya haji mabrur. Maka dengan tenang tapi dengan hati yang bahagia sang penyemir itu bercerita panjang, mulai dari niatannya untuk haji, mengumpulkan perbekalan sedikit demi sedikit, hingga saat-saat pemberangkatan dan bantuannya kepada tetangganya yang membutuhkan.“Barangkali niatku yang bulat dan kerja keras dan tekadku itu yang diterima. Sayapun ikhlas dan menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada Allah SWT.”, katanya sambil tersenyum melirik pak haji.Tak lupa juga sang penyemir sepatu ini menyampaikan selamat kepada sang haji seraya berdoa semoga mendapatkan haji mabrur.Penulis adalah imam Masjid Islamic Cultural Center of New York. Syamsi adalah penulis rubrik "Kabar Dari New York" di www.hidayatullah.com.