Sabtu, 20 Desember 2008

ADA MASJID BAIAT TERSELIP DI PADANG ARAFAH

oleh Edy M Ya`kub(ANTARA News) - Sebagai lokasi wukuf yang merupakan puncak haji, Padang Arafah banyak menyimpan jejak sejarah Islam yang sangat mendasar, di antaranya Jabal Rahmah yang menjadi lokasi pertemuan Nabi Adam As dan isterinya Siti Hawa setelah beratus-ratus tahun berpisah akibat terusir dari Surga.Di Padang Arafah juga merupakan saksi sejarah prosesi pemotongan hewan kurban yang dilakukan Nabi Ibrahim As yang bermula dari perintah Allah Swt untuk menyembelih anaknya, Nabi Ismail As, bahkan gangguan setan pun akhirnya ditandai dengan prosesi lontar jumroh di sekitar kawasan itu.Tidak hanya itu, Padang Arafah juga menyimpan jejak awal pengembangan Islam di era Nabi Muhammad Saw. Tepatnya, jejak itu ada di Masjid Baiat yang letaknya tak jauh dari pintu keluar Jamarat (lokasi pelemparan jumrah) menuju arah Mekkah.Masjid di sisi Barat dari pintu keluar Jamarat itu berukuran sekira panjang 8 mterpersegi (m2) x lebar 6 m2 x tinggi 4 m2 itu dicat warna kuning oranye dengan beberapa tulisan prasasti di dindingnya."Masjid itu ditemukan pada tiga tahun lalu, saat pemerintah Arab Saudi melakukan pelebaran jalan ke Jamarat, tapi ada kesulitan untuk menghancurkan batu-batuan di antara pegunungan di Arafah itu dengan dinamit dan alat berat," kata mukimin (warga asing ber-KTP Arab Saudi), Muiz.Setelah dilakukan pemugaran secara perlahan, katanya, akhirnya ditemukan adanya masjid yang terselip di antara bebatuan pegunungan di dekat pintu keluar Jamarat itu. "Masjid itu akhirnya dibiarkan berdiri dengan sekelilingnya diberi kawat, dicat lagi, dan di luar kawat ada tempat wudhu," katanya.Hal itu dibenarkan ahli sejarah Islam yang alumnus Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, DR KH Imam Ghozali Said MA saat ditemui ANTARA di pemondokan haji Syauqiyah-620, Mekkah, untuk menunaikan ibadah haji bersama jemaah haji asal Surabaya yang dibimbingnya."Masjid Baiat itu model masjid lapangan seperti umumnya masjid di Arab Saudi, karena menyesuaikan kondisi cuaca yang tidak ada hujan, sehingga arsitekturnya bersifat terbuka atau tanpa atap," kata dosen Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel, Surabaya itu.Menurut pengasuh Pesantren Mahasiswa An-Nur, Wonocolo, Surabaya itu, mesjid itu sebenarnya bukan dibangun nabi, namun dibangun sahabat Jakfar Al-Mansur untuk menandai tempat Rasulullah melakukan baiat kepada penduduk Madinah yang masuk Islam."Itu terjadi pada tahun ke-13 kenabian atau dua tahun sebelum Nabi Muhammad Saw untuk melakukan hijrah. Nabi melakukan hijrah pada 622 Masehi, sehingga sahabat Jakfar Al-Mansur membangun prasasti berupa mesjid itu pada tahun 620 Masehi," katanya.Dua baiatDi lokasi Masjid Baiat itu, kata Imam Ghozali Said, Nabi Muhammad Saw melakukan dua kali baiat yakni Baiat Aqobah Ula untuk 12 penduduk Madinah dan Baiat Aqobah Tsani untuk 72 penduduk Madinah."Orang Madinah awalnya tidak tahu kalau ada nabi, bahkan mereka mendapatkan informasi adanya nabi bernama Muhammad itu justru dari orang-orang Yahudi. Orang Yahudi mengatakan akan ada nabi dan kalau nabi itu ada, maka kamu akan saya kalahkan," katanya.Oleh karena itu, katanya, penduduk Madinah pun akhirnya ke Mekkah, karena informasinya nabi yang dimaksud orang Yahudi itu memang ada di Mekkah, bahkan informasinya juga menyebutkan nabi di Mekkah itu diusir orang-orang Mekkah."Akhirnya, 12 penduduk Madinah pun datang ke Mekkah. Mereka melakukan baiat masuk Islam dan menyatakan siap menerima nabi di Madinah, karena itu mereka minta nabi untuk melakukan hijrah dari Mekkah ke Madinah. Mereka siap melindungi nabi seperti ayah melindungi anaknya," ungkapnya.Untuk Baiat Aqobah Tsani (Baiat II), kata dosen Universitas Sunan Giri Surabaya dan Universitas Darul Ulum Jombang itu, ada 72 orang Madinah yang menemui nabi di Mekkah dengan permintaan yang sama dengan orang Madinah yang pertama masuk Islam dengan Baiat I."Bahkan, 72 orang Madinah itu mengaku telah merintis pengembangan Islam di Madinah, sehingga bila nabi datang ke Madinah, maka sudah banyak orang Madinah yang masuk Islam dan siap berjuang di belakang Nabi Muhammad Saw," tegasnya.Sejarah dua kali baiat orang Madinah itu, katanya, dikenang sahabat Jakfar Al-Mansur dengan membangun Masjid Baiat sebagai napaktilas sejarah nabi membaiat orang-orang Madinah."Mesjid itu masih digunakan salat hingga Dinasti Usmaniyah atau sekitar 150 tahun lalu, namun karena tidak diperhatikan akhirnya tertimbun pasir saat ada badai melanda daerah itu," katanya.Saat itu, katanya, orang-orang Mekkah sudah tahu bila ada masjid yang menjadi tempat nabi melakukan baiat, tapi mereka tidak tahu lokasinya secara tepat setelah ada badai yang menutup mesjid itu."Mesjid itu ditemukan lagi pada 14 Ramadan 1426 H saat ada pelebaran Jamarat. Pemerintah meratakan tanah di kawasan Jamarat dengan dinamit, tapi ada sesuatu yang aneh, karena ada lokasi yang tidak bisa dihancurkan dengan dinamit, sehingga digali dan mesjid itu akhirnya ditemukan," katanya. (*)

KELUGUAN JEMAAH HAJI INDONESIA

Oleh Edy M Ya`kub
Jakarta (ANTARA News) - Kedatangan jemaah haji Indonesia ke Tanah Suci agaknya bukan hanya perkara ibadah, tapi ada banyak benturan budaya di dalamnya.Apalagi, jemaah haji Indonesia umumnya masyarakat desa yang awam dengan budaya kota, tapi mereka sekarang dipaksa memahami budaya di luar negeri.Misalnya, cerita jemaah haji dari sektor I non-Markaziyah, Syaerozi, yang mengaku sudah tiga kali menunaikan ibadah haji."Ada jemaah haji yang satu regu dengan saya tampak kelelahan setelah tiga hari ada di Madinah, kemudian saya tanya," kata jemaah haji asal Sidoarjo itu.Ternyata, dia ada di lantai empat, tapi dia tidak tahu cara naik lift (tangga listrik), sehingga dia terpaksa jalan kaki pada setiap hari.Padahal, katanya, jemaah yang naik-turun lift adalah pedagang asal "kota besar" Surabaya yang berjualan di Darma Trade Centre (DTC) Wonokromo."Saya menduga, kalau berjualan di DTC, dia nggak pernah naik lift atau eskalator, tapi naik tangga yang biasa," katanya.Oleh karena itu, katanya, dirinya pun membimbing pedagang itu tentang tatacara menggunakan lift hingga jemaah asal "kota besar" itu pun terbiasa.Kendati lugu, sejumlah jemaah haji Indonesia juga tidak mampu menghentikan budaya merokok, meski barang bawaan berupa rokok selalu diperiksa.Munir adalah salah satu contoh jemaah haji yang tak mampu menghentikan kebiasan merokok untuk sementara waktu berada di Tanah Suci."Saya bawa tiga slop (60-an bungkus rokok), tapi dibuka dan disebar agar nggak ketahuan, ada yang disimpan di koper saya, ada juga yang di koper isteri," kata jemaah asal Sidoarjo itu tentang cara menyiasati razia.Bahkan, dia juga mempunyai cerita lain tentang rokok itu. "Selama beberapa kali nongkrong (duduk-duduk santai) di sini, banyak juga orang Afrika, India, dan Pakistan yang datang menemui saya untuk sekedar minta rokok," katanya.Bagaimana caranya? "Ya, pakai bahasa tarsan (bahasa tubuh)," kata jemaah haji keturunan Madura itu, sambil terus menghisap rokoknya.Bimbingan rinciSikap lugu agaknya membuat jemaah haji Indonesia juga mengambil jalan pintas, seperti di pemondokan jemaah haji non-Markaziyah sektor I dari kloter 32 SOC (Solo)."Di sini (pemondokan sektor I kloter 32 SOC), dispenser hanya mengalirkan air dingin dan air biasa, sedangkan air panas tidak ada, tapi pemiliknya menyediakan kompor listrik dan microwave," kata petugas TPIHI kloter 32 SOC (Solo), HM Solikhin.Masalahnya, jemaah haji asal Jepara, Jawa Tengah itu tidak terbiasa dengan kompor pemanas yang canggih seperti itu, sehingga mereka mengambil jalan pintas dengan membeli "hitter" (alat pemanas air listrik) yang mudah dan sederhana."Akibatnya, di sini nyaris terjadi kebakaran di kamar 201 pada pekan lalu, karena salah seorang jemaah haji merebus air dengan hitter yang diletakkan di atas meja TV dan kulkas, kemudian ditinggal keluar untuk Arbain," katanya.Akhirnya, kepulan asap pun keluar dari pemondokan itu, namun semprotan air di kamar pemondokan berfungsi, sehingga kebakaran tidak menjalar kemana-mana.Meski demikian, tiga koper jemaah yang ditumpuk di dekat TV, kulkas, dan hitter itu pun hangus terbakar."Andaikata air panas bisa didapat dengan dispenser, tentu masalahnya akan selesai," katanya.Tidak hanya itu, jemaah haji saat menjalankan salat Arbain pun masih ada yang belum tahu "Raudah" (bekas rumah Rasulullah SAW yang disebut `taman surga` dengan letak lokasi ada di antara makam dan mimbar nabi)."Mereka tidak tahu, tapi mereka tidak mau bertanya, mereka hanya perkiraan saja sesuai keterangan pembimbing ibadah, padahal dalam kenyataan bisa sangat berbeda," kata Syaerozi dari Sidoarjo, Jatim.Misalnya, katanya, pembimbing ibadah mengatakan "taman surga" Raudah yang luasnya sekitar 144 meter persegi itu memiliki lantai yang dilapisi karpet wool berwarna putih, sedangkan warna karpet Masjid Nabawi adalah merah."Ungkapan itu pun masih membuat bingung jemaah haji Indonesia, karena warna putih di Raudah itu sekarang sudah agak tidak seputih dulu, tapi warnanya kekuning-kuningan akibat lama dipakai," katanya.Oleh karena itu, Syaerozi pun akhirnya membimbing jemaah haji dengan satu persatu untuk mengetahui dari dekat dan langsung tentang Raudah itu sendiri. "Itu baru satu tempat," katanya.Realitas tentang keluguan jemaah haji Indonesia itu agaknya menuntut adanya penjelasan yang rinci kepada mereka dari ketua regu, ketua rombongan, atau buku petunjuk yang rinci tapi mudah dan sederhana bahasanya.(*)

PETUGAS KEBERSIHAN DI MEKAH


beberapa petugas kebersihan tengah membersihkan "Hijir Ismail" di sisi kanan Kabah di Mekah, Arab Saudi, Minggu (30/1. Hijir Ismail, tempat yang disiapkan nabi Ibrahim AS bagi putranya nabi Ismail AS, merupakan satu dari tiga lokasi di Kabah paling disukai umat Islam untuk berdoa (FOTO ANTARA/pandu dewantara)

REBUTAN CIUM HAJAR ASWAD


Ribuan peziarah berjuang untuk bisa mendekati dan mencium Hajar Aswad di Kabah Mekah, Arab Saudi, Minggu (30/1. Hajar Aswad merupakan satu dari tiga lokasi di Kabah paling disukai para peziarah.

CALON HAJI CILIK


Seorang calon haji cilik yang kelelahan "membonceng" troli ayahnya bergerak bersama ribuan jemaah haji lainnya dari Mekah menuju Mina, Arab Saudi, Sabtu (6/12). Jutaan jemaah haji mulai berkumpul di Mina dengan berpekaian ihram untuk melakukan Wukuf di Arafah. (FOTO ANTARA/pandu dewantara)

TKW "SELAMATKAN LIDAH" CALON HAJI INDONESIA

TKW "Selamatkan Lidah" Calon Haji Indonesia
Makkah, Arab Saudi (ANTARA News) - Para Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Indonesia yang mengadu nasib di Tanah Haram Kota Makkah, Arab Saudi, banyak yang menjual makanan, sehingga bisa memenuhi selera lidah jemaah asal Indonesia.Mereka menjajakan aneka makanan khas Indonesia di depan pemondokan (maktab) dengan harga "miring" rata-rata satu Riyal per kemasan/bungkus.Seperti yang terjadi Rabu, saat mereka tiba, langsung dikerubuti pembeli baik jemaah laki-laki maupun perempuan, guna lebih dulu mendapatkan makanan tersebut.Hal itu karena selama di Arab Saudi setelah jemaah menerima biaya hidup, harus mencari sendiri makanan harian sesuai selera. Para jemaah selain memasak sendiri, ada pula yang membeli makanan jadi, baik yang dijajakan TKW maupun ke warung-warung makanan tau memesan untuk diantarkan ke maktab.Sedangkan jemaah yang sempat membawa beras, misalnya lima kilogram per orang dalam regu, persediaanya masih banyak karena memasaknya pun sesekali karena peralatan di dapur kurang mencukupi, dan waktu lebih banyak digunakan untuk ibadah.Seorang TKW asal Kalirejo, Lampung Tengah, Hayatun (50), salah satu yang aktif berjualan di sudut maktab 15 No.683, baik pagi, siang, maupun malam, karena rumah majikan tempatnya bekerja dekat Masjidil Haram.TKW yang sudah lebih dari delapan tahun bekerja di Arab itu menyebutkan, jika musim haji datang mereka dibolehkan majikannya untuk berdagang."Kalau musim haji begini kami boleh berdagang, selain mencari tambahan penghasilan juga membantu jemaah asal Indonesia. Kasihan mereka kalau tidak ketemu makanan Indonesia," katanya.Menu makanannya pun sudah dipersiapkan dengan cara dibungkus plastik, seperti bubur kacang hijau, nasi putih, ikan asin, ikan goreng, sayur bening bayam, sayur asam, sayur tumis kangkung dan pare, sambal goreng, dan lainnya, semuanya satu Riyal per bungkus.TKW asaal Madura, Jawa Timur, Tuta memilih jualan tangkai bunga kurma dan rumput fatimah, sedangkan suaminya berjualan buah tangan seperti jilbab, tasbih, gelang, cincin, farfum dan lainnya.Sementara seorang warga Arab asal Jawa Barat, juga ada yang membuka Rumah Makan Khas Indonesia, di kompleks pemondokan jemaah haji asal berbagai daerah seperti Lampung, DKI, Sumsel, Jawa Barat, dan Jawa Timur di Kawasan Syauqiah sekitar 7-10 kilometer dari Masjidil Haram.(*)

TIPS IBADAH HAJI

Tips Bugar Saat Ibadah
Latihan jalan sebelum berangkat (jika mampu minimal 7 km, seminggu satu kali)
Kurangi kegiatan yang tak perlu
Istirahat dan tidur cukup
Makan bergizi dan teratur
Membawa obat-obatan yang biasa dipakai di tanah air
Tips hindari sakit Batuk
Bawa pakaian hangat
Gunakan penghangat leher
Bawa obat-obatan yang biasa dipakai di tanah air
Jangan minum dingin
Tips hindari Influenza
Imunisasi
Jaga kebersihan
Istirahat cukup
Makan buah dan sayur
Pakai masker

Tip menahan dingin
Siapkan pakaian hangat di tas tentengan
Pakai baju hanoman
Pakai krim pelembab
Sering minum
Banyak makan buah
Tips barang bawaan
Alas kaki
Kantung kain untuk menyimpan alas kali, payung, dsb
Kantung kain untuk membawa batu kerikil saat lempar jumrah
Semprotan air
Kaca mata hitam pakai tali pengikat di leher
Masker
Handuk kecil
"Topi Joshua"
Tas ransel
Peniti
Alat tulis
Buku
Tustel
Krim pelembab
Tips Membawa Barang
Barang bawaan maksimal 35 kg
Barang yang dipakai di perjalanan masukkan ke tas tentengan
Jangan membawa barang-barang yang terlarang
Ikat koper dengan rapi
Tandai koper dengan tanda tertentu

Awas copet
Kawasan sekitar Masjidil Haram, ada tiga titik rawan yang harus diwaspadai para jamaah karena rawan kecopetan:
Daerah sekitar pelataran masjid
Seputaran Ka'bah dan
Tempat Tahalul (Marwah).
Tips Saat Tawaf Qudum
Saat Tawaf qudum (selamat datang) dilakukan tak lama setelah jamaah tiba di Makkah. Karena masih lelah setelah perjalanan, dan banyak jamaah yang belum mengenali lokasi akibatnya banyak yang tersesat, maka usahakan membuat kelompok kecil dan jangan sampai terpisah.
Tips Agar tak Tersesat
Hafalkan lokasi pondokan
Catat nomor telepon dan atau alamat pondokan dan dibawa saat meninggalkan pondokan
Berangkat dengan rombongan
Bila terpisah dari rombongan, ikut rombongan jamaah RI lainnya
Cari petugas haji
Bawa tanda pengenal
Jamaah yang yang berusia lanjut (lansia) lebih baik didampingi oleh yang lebih muda.

Tips masuk masjid agar tak tersesat
Datang ke masjid minimal setengah jam sebelum waktu shalat
Ingat nomor atau nama pintu masuk, kenali seperlunya
Bawa kantong kain untuk menyimpan alas kaki, payung dan sebagainya, dan bisa dibawa saat sholat.
Sebelum masuk masjid buat janji di mana akan bertemu jika ingin pulang bersama.
Jangan lupa juga janji pukul berapa bertemu.
Tempat berkumpul bisa dipasangi bendera rombongan tinggi-tinggi agar mudah dilihat dari kejauhan.
Membuat identitas unik rombongan, bisa dengan selempang, slayer, atau pita di jilbab.

Tips Mencium Hajar Aswad
Ambil waktu yang kondisi sekitar ka'bah tidak terlalu padat
Pastikan fisik kuat
Jangan bawa barang berharga
Pastikan cara berpakaian ihram benar dan kuat
Jangan gunakan joki
Tidak lama-lama
Hindari menyakiti sesama jamaah
Tips Tawaf dan Sai`
Hafalkan do'a-do'a singkat, jangan disibukkan dengan catatan
Berangkat dalam rombongan
Makan sebelum berangkat
Buat kelompok kecil
Sepakati lokasi pertemuan
Hindari waktu padat
Pindah ke lantai dua dan tiga jika padat

Tips Menyimpan Uang
Tukarkan dengan uang pecahan
Jangan letakkan uang di satu tempat
Jangan buka dompet di tempat umum
Titipkan di safety box jika banyak
Ke masjid bawa uang secukupnya
Tips di Pondokan
Mandi 2-3 jam sebelum waktu shalat
Jangan naik lift sendiri
Simpan barang di tempat aman
Matikan peralatan listrik jika pergi
Matikan peralatan masak jika pergi
Kenali lokasi pondokan dari jarak jauh maupun dekat
Buat denah pondokan

Kebugaran saat ibadah haji
Makan makanan yang mengandung gizi seimbang, banyak serat dan tak banyak mengandung lemak.
Istirahat yang cukup. Para calon haji, kalau sudah berada di Masjidil Haram, inginnya terus-menerus melakukan ibadah tanpa memikirkan istirahat. Hal ini bisa menyebabkan jamaah haji jatuh sakit.
Olahraga ringan setiap pagi

Tip Shalat di Masjid Nabawi
Gunakan pakaian hangat ketika berangkat
Datang setelah pukul 03.00 (pk 03.00 masjid baru dibuka)
Hindari shalat di pelataran masjid
Ingat nomor rak sandal
Tips nyaman beribadah
Jangan tergantung pembimbing
Mantapkan tata cara berhaji
Hafalkan doa-doa
Buat kelompok kecil

Sumber : www.republika.co.id

Jumat, 12 Desember 2008

JUALAN GADO-GADO DI MEKAH


Seorang pedagang makanan asal Indonesia "Mukimin" (warga Indonesia yang lama bermukim di Arab) menarik perhatian beberapa jemaah haji karena menjual gado-gado seharga 5 Riyal (Rp.15.000) sepiringnya di Mekah, Arab Saudi, Rabu (11/12).(FOTO ANTARA/pandu dewantara)

JUTAAN JEMAAH HAJI MENINGGALKAN JAMARAT







Jutaan jemaah haji dari seluruh penjuru dunia meninggalkan Jamarrat (tempat melempar jumroh) usai melempar Jumroh di Mina, Mekah, Arab Saudi, Rabu (11/12).(FOTO ANTARA/pandu dewantara)

MEKAH MINA MACET TOTAL

Jalan Mina menuju Mekah dari berbagai jalur dipadati kendaraan yang membawa jemaah haji yang akan melaksanakan tawaf Wada` di Masjidil Haram Mekah. Sebagian jemaah haji, terutama haji domestik, telah melaksanakan tawaf Ifadlah dan sai haji sebelum mengakhir tingal di Mina dengan nafar awal.Seperti diberitaka harian Al-Watan edisi Kamis, 11 Desember hari ini, kepadatan jalanan menuju Mekah terjadi hingga malam hari. Bus-bus dan kendaraan kecil tak bisa bergerak karena jalanan yang padat dan macet. Tanpak 10.000 aparat kepolisian diterjunkan untuk mengatur dan mengamankan lalu lintas jemaah haji kali ini.Diperkirakan 60% lebih jemaah haji telah meningglkan Mina melalui nafar awal kemarin. Hari ini tersisa sekitar 40% jemaah haji yang mengikuti nafar Sani yang sebagian besar diikuti jemaah haji Asia Tenggara, Asia Tengah dan Turki.

TAMU ALLAH KLOTER AWAL TIBA DI TANAH AIR 14 DESEMBER 2008

Jakarta (MCH). Kloter-kloter awal jemaah haji Indonesia akan tiba 14 Desember mendatang, diberbagai embarkasi kecuali embarkasi Padang yang baru tiba 15 Desember. Pemulangan jemaah dari tanah suci diharapkan berjalan aman, lancar dan tepat waktu.“Pemulangan jemaah haji pada tahun ini akan lebih lancar, karena ada penambahan gate (pintu pemulangan) di bandara King Abdul Aziz Jeddah,” kata Direktur Pengelolaan Biaya BPIH (Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji) dan SIH (Sistem Informasi Haji), Abdul Ghafur Djawahir kepada wartawan di Jakarta, Kamis (11/12).Dikatakan dia, setiap tahun pada masa awal pemulangan jemaah haji kepadatan di bandara Haji King Abdul Aziz Jeddah cukup tinggi. Pasalnya, jemaah dari berbagai negara semua menghendaki pulang lebih cepat ke tempat masing-masing. Sehingga pemulangan jemaah pun selalu diwarnai delay alias tidak tepat waktu.Ghafur menambahkan, masalah pemeriksaan barang-barang jemaah di pintu pemulangan juga merupakan penyebab keterlambatan. “Terkadang petugas membongkar koper-koper jemaah, sehingga arus pemulangan jadi tidak lancar,” ujarnya.Pada bagian lain ia mengatakan, hingga saat ini pelaksanaan ibadah haji berjalan lancar. Seluruh jemaah haji Indonesia telah melaksanakan wukuf di Arafah, dengan demikian telah sah menunaikan rukun Islam kelima. Setelah mabit di muzdalifah, jemaah kemudian mabit di Mina untuk melontar jumrah di lokasi jamarat.“Dari seluruh jemaah Indonesia, ada 104 ribu orang atau 65 persen yang mengambil nafar awal, selebihnya nafar tsani,” kata Ghafur. Dengan mengambil nafar awal, maka jemaah cukup 2 malam mabit (menginap) di Mina, sedangkan bagi peminat nafat tsani harus mabit 3 malam.Dijadwalkan, lanjut Ghafur, kloter-kloter awal jemaah haji Indonesia akan diberangkatkan dari Mekkah pada hari Jumat, 12 Desember menuju Jeddah dan Madinah. Kemudian setelah beristirahat semalam, mereka akan kembali ke tanah air, Sabtu (13/12) dari bandara King Abdul Aziz Jedddah, dan bandara Amir Muhammad Madinah.

LAFAD ALLAH HIASI LANGIT MASJIDIL HARAM

Subhanallah, Allahu Akbar itulah suasana saat beberapa jamaah haji melihat jeleretan awan yang membentuk tulisan Allah di atas langit Masjidil Haram. Kekhusu'an jamaah haji yang twowaf pun semakin menjadi-jadi sambil melambaikan doa-doa dengan keras.Wartawan detikcom Muhammad Nur Hayid yang menyaksikan langsung jeleretan awan bertuliskan lafad Allah itu hanya bisa mengucapkan subhanallla... Allahu Akbar. Setelah diamati, semua langit di atas Masjidil Haram saat itu, sekitar pukul 09.00 WAS (10 dzulhijjah) berwarna biru terang. Jadi sangat jelas sekalijeleretan lafald Allah itu.Sayangnya, lafad jalalah itu gagal diabadikan oleh wartawan detikcom karena situasi saat itu sangat padat akibat semua jamaah haji memilih langsung melaksanakan tawaf ifadah setelah melontar jumrah aqobah.Ruang berhenti untuk mengambil camera di tas dan memotret foto itu gagal dilakukan karena kondisi saling dorong antar jamaah yang terus bergerak menyelesaikan 7 putaran.Wartawan RRI Nurhanuddin yang ikut menyaksikan lafad Allah itu hanya bisa mengucapkan tasbih dan takbit berkali-kali. ia sangat senang karena dapat menyaksikan kebesaran Allah secara langsung berupa tulisan lafald allah di atas masjidil haram dalam keadaan tawaf ifadah."Subhanallah.. Subhallah.. Allah Akbar .. Allahu Akbar...ini kebesaran Allah yang ditunjukkan pada kita," katanya di sela tawaf pada detikcom.Usai tawaf, Nur menyampaikan pada detikcom rasa syukurnya pada Allah atas kemurahannya menunjukkan lafald Allah."Alhamdulillah, kalau saya langsung tawaf semalam, mungkin nggak bisa lihat ini. ini bukti Allah maha kuasa atas segala sesuatu. Semoga doa kita dikabulkan dan jadi haji mabrur," kata Nurhanudin
Hal yang sama disampaikan Novelisa, menurutnya munculnya lafad allah di atas langit masjidil haramini merupakan bukti kebesaran allah yang ditunjukkan pada hambanya yang sedang menyelesaikan prosesi ibadah haji setelah wukuf di arafah."Subhanallah, ini kebesaran Allah. alhamdulillah. saya dapat menyaksikan langsung. Semoga kita mendapatkan haji mabrur," katanyaSetelah dua kali putaran, wartawan detikcom Muhammmad Nur Hayid sudah melihat jeleretan awan yang membentuk lafad allah itu mulai melebar. putaran ke 3 lafad Allah yang terletak diatas maqom ibrahim lurus dengan daerah multazam itu sudah kabur dan dan tek terlihat lagi tulisannya.Subhanallah. astagrifullah....... hanya kata-kata itulah yang keluar saat melihat keajaiban ini. Memang setiap kali menaiki pesawat, wartawan detikcom berusaha untuk duduk di pinggir jendela. Harapannya dapat memotret awan-awan yang melihat lafad allah.Sayangnya, Allah belum berkehandak. Justru disaat yang tidak direncanakan itulah Allah menunjukkan kebesarannya langsung kalimah Allah di atas langit masjidil haram.subhanallah.. Allahuakbar...la ilaaha illallah, Muhammad rasulullah SAW. Allahummajalna hajjana hajjan mabruro wasa'yammaskuro wadanbam magfuro watijarotan lan taburo...Amin