Sabtu, 20 Desember 2008

ADA MASJID BAIAT TERSELIP DI PADANG ARAFAH

oleh Edy M Ya`kub(ANTARA News) - Sebagai lokasi wukuf yang merupakan puncak haji, Padang Arafah banyak menyimpan jejak sejarah Islam yang sangat mendasar, di antaranya Jabal Rahmah yang menjadi lokasi pertemuan Nabi Adam As dan isterinya Siti Hawa setelah beratus-ratus tahun berpisah akibat terusir dari Surga.Di Padang Arafah juga merupakan saksi sejarah prosesi pemotongan hewan kurban yang dilakukan Nabi Ibrahim As yang bermula dari perintah Allah Swt untuk menyembelih anaknya, Nabi Ismail As, bahkan gangguan setan pun akhirnya ditandai dengan prosesi lontar jumroh di sekitar kawasan itu.Tidak hanya itu, Padang Arafah juga menyimpan jejak awal pengembangan Islam di era Nabi Muhammad Saw. Tepatnya, jejak itu ada di Masjid Baiat yang letaknya tak jauh dari pintu keluar Jamarat (lokasi pelemparan jumrah) menuju arah Mekkah.Masjid di sisi Barat dari pintu keluar Jamarat itu berukuran sekira panjang 8 mterpersegi (m2) x lebar 6 m2 x tinggi 4 m2 itu dicat warna kuning oranye dengan beberapa tulisan prasasti di dindingnya."Masjid itu ditemukan pada tiga tahun lalu, saat pemerintah Arab Saudi melakukan pelebaran jalan ke Jamarat, tapi ada kesulitan untuk menghancurkan batu-batuan di antara pegunungan di Arafah itu dengan dinamit dan alat berat," kata mukimin (warga asing ber-KTP Arab Saudi), Muiz.Setelah dilakukan pemugaran secara perlahan, katanya, akhirnya ditemukan adanya masjid yang terselip di antara bebatuan pegunungan di dekat pintu keluar Jamarat itu. "Masjid itu akhirnya dibiarkan berdiri dengan sekelilingnya diberi kawat, dicat lagi, dan di luar kawat ada tempat wudhu," katanya.Hal itu dibenarkan ahli sejarah Islam yang alumnus Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, DR KH Imam Ghozali Said MA saat ditemui ANTARA di pemondokan haji Syauqiyah-620, Mekkah, untuk menunaikan ibadah haji bersama jemaah haji asal Surabaya yang dibimbingnya."Masjid Baiat itu model masjid lapangan seperti umumnya masjid di Arab Saudi, karena menyesuaikan kondisi cuaca yang tidak ada hujan, sehingga arsitekturnya bersifat terbuka atau tanpa atap," kata dosen Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel, Surabaya itu.Menurut pengasuh Pesantren Mahasiswa An-Nur, Wonocolo, Surabaya itu, mesjid itu sebenarnya bukan dibangun nabi, namun dibangun sahabat Jakfar Al-Mansur untuk menandai tempat Rasulullah melakukan baiat kepada penduduk Madinah yang masuk Islam."Itu terjadi pada tahun ke-13 kenabian atau dua tahun sebelum Nabi Muhammad Saw untuk melakukan hijrah. Nabi melakukan hijrah pada 622 Masehi, sehingga sahabat Jakfar Al-Mansur membangun prasasti berupa mesjid itu pada tahun 620 Masehi," katanya.Dua baiatDi lokasi Masjid Baiat itu, kata Imam Ghozali Said, Nabi Muhammad Saw melakukan dua kali baiat yakni Baiat Aqobah Ula untuk 12 penduduk Madinah dan Baiat Aqobah Tsani untuk 72 penduduk Madinah."Orang Madinah awalnya tidak tahu kalau ada nabi, bahkan mereka mendapatkan informasi adanya nabi bernama Muhammad itu justru dari orang-orang Yahudi. Orang Yahudi mengatakan akan ada nabi dan kalau nabi itu ada, maka kamu akan saya kalahkan," katanya.Oleh karena itu, katanya, penduduk Madinah pun akhirnya ke Mekkah, karena informasinya nabi yang dimaksud orang Yahudi itu memang ada di Mekkah, bahkan informasinya juga menyebutkan nabi di Mekkah itu diusir orang-orang Mekkah."Akhirnya, 12 penduduk Madinah pun datang ke Mekkah. Mereka melakukan baiat masuk Islam dan menyatakan siap menerima nabi di Madinah, karena itu mereka minta nabi untuk melakukan hijrah dari Mekkah ke Madinah. Mereka siap melindungi nabi seperti ayah melindungi anaknya," ungkapnya.Untuk Baiat Aqobah Tsani (Baiat II), kata dosen Universitas Sunan Giri Surabaya dan Universitas Darul Ulum Jombang itu, ada 72 orang Madinah yang menemui nabi di Mekkah dengan permintaan yang sama dengan orang Madinah yang pertama masuk Islam dengan Baiat I."Bahkan, 72 orang Madinah itu mengaku telah merintis pengembangan Islam di Madinah, sehingga bila nabi datang ke Madinah, maka sudah banyak orang Madinah yang masuk Islam dan siap berjuang di belakang Nabi Muhammad Saw," tegasnya.Sejarah dua kali baiat orang Madinah itu, katanya, dikenang sahabat Jakfar Al-Mansur dengan membangun Masjid Baiat sebagai napaktilas sejarah nabi membaiat orang-orang Madinah."Mesjid itu masih digunakan salat hingga Dinasti Usmaniyah atau sekitar 150 tahun lalu, namun karena tidak diperhatikan akhirnya tertimbun pasir saat ada badai melanda daerah itu," katanya.Saat itu, katanya, orang-orang Mekkah sudah tahu bila ada masjid yang menjadi tempat nabi melakukan baiat, tapi mereka tidak tahu lokasinya secara tepat setelah ada badai yang menutup mesjid itu."Mesjid itu ditemukan lagi pada 14 Ramadan 1426 H saat ada pelebaran Jamarat. Pemerintah meratakan tanah di kawasan Jamarat dengan dinamit, tapi ada sesuatu yang aneh, karena ada lokasi yang tidak bisa dihancurkan dengan dinamit, sehingga digali dan mesjid itu akhirnya ditemukan," katanya. (*)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

SELAMAT TAHUN BARU HIJRIYAH, SEMOGA 1430 H MENJADI TAHUN KEMENANGAN DAKWAH